Jakarta –
Pabrikan pesawat Amerika Serikat (Amerika), Boeing, mendekati pengumpulan hampir 15 miliar dolar AS atau 233 triliun rubel (kurs 15.569 rubel) dengan menerbitkan saham biasa dan obligasi konversi wajib. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memperkuat keuangan di tengah krisis yang diperburuk oleh pemogokan buruh.
Perusahaan mengajukan dokumen ke regulator pasar modal AS pada Kamis (17/10/2024) untuk mengumpulkan dana hingga $25 miliar, menurut Reuters. Dana ini dikumpulkan melalui penerbitan ekuitas dan utang, yang membawa risiko terhadap peringkat kredit investasi. Namun, sumber Reuters memperkirakan bahwa dana sebesar $15 miliar mungkin tidak cukup untuk menyelesaikan krisis perusahaan.
Boeing juga mempertimbangkan transaksi keuangan terstruktur yang dapat mengumpulkan dana hingga $5 miliar. Namun Boeing tidak segera menanggapi rencana tersebut.
Produsen pesawat tersebut telah melalui serangkaian krisis, mulai dari pengawasan yang lebih ketat oleh regulator, pengurangan produksi, hingga hilangnya kepercayaan konsumen menyusul tragedi pesawat 737 MAX.
Boeing menghabiskan banyak uang sepanjang tahun. Untuk itu, mereka mengumumkan akan menggalang dana melalui pasar modal. Perusahaan juga mendapatkan perjanjian pinjaman $10 miliar dengan konsorsium bank-bank besar Amerika seperti Bank of America, Citibank, Goldman Sachs, dan JPMorgan.
Menurut empat sumber investasi dan perbankan, pemberi pinjaman tertarik pada penerbitan gabungan saham baru dan obligasi retensi wajib, obligasi hibrida yang dapat dikonversi menjadi saham pada atau sebelum tanggal tertentu. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menjual sekitar $10 miliar saham baru dan hampir $5 miliar obligasi retensi wajib.
Kesepakatan itu dijadwalkan selesai setelah laporan pendapatan kuartal ketiga Boeing pada 23 Oktober, kata salah satu dari empat sumber. (rd/rd)