Jakarta –

Seorang gadis berusia 19 bulan bernama Viral di Sabah, Malaysia didiagnosis menderita kanker ovarium stadium 3. Kondisi tersebut baru diketahui setelah bayi Deneen Annie Rixey mengeluhkan gejala sembelit dan kembung.

“Dia tak tertahankan, dan karena masih belum bisa bicara, dia menangis karena sakit perut. Perutnya juga membengkak, dan dia kesulitan bergerak. Dia menjadi kurang aktif, tidak mau berjalan, dan ingin digendong,” ibu Deneen Falaristia Sintom (25) berkata.

Dokter kemudian mengangkat massa tumor sepanjang 13,5 cm tersebut. Deneen untuk sementara memerlukan perawatan intensif, termasuk menjalani kemoterapi. Deneen telah mengangkat ovarium kanannya.

Apa itu pemicu?

Dokter di Sabah masih menganalisis bagaimana kanker dimulai pada usia muda, yang dianggap jarang terjadi. Sebaliknya, menurut dokter spesialis penyakit dalam dan onkologi Ronald A. Hookom, pemicu kanker paling umum pada bayi berusia 19 bulan adalah riwayat genetik dan paparan bahan kimia.

Menurutnya, perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai riwayat keluarga yang mengidap penyakit kanker. Bukan hanya dari ayah dan ibu si anak, tapi juga dari kakek, nenek, dan anggota keluarga lainnya.

Mengingat massa tumor itu panjangnya 13 cm, Dr. Ronald menyimpulkan, kanker pada rahim sebaiknya dideteksi sejak dini. Hal ini dapat dilihat melalui pemeriksaan USG rutin. “Pasti saat hamilnya sudah ada kelainan, tapi kasus seperti ini jarang terjadi,” kata dr. jelas Ronald saat ditemui detikcom, Sabtu (12/10/2024).

“Faktor lain mungkin terjadi akibat paparan bahan kimia, ibu mungkin pernah mengonsumsi obat tertentu selama hamil, karena kankernya muncul begitu cepat,” lanjutnya.

Dr Ronald menjelaskan, tren kasus kanker ovarium pada anak di Indonesia tergolong jarang. Salah satu jenis kanker yang masih banyak dilaporkan pada anak-anak adalah kanker darah atau leukemia.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab kanker berkembang relatif cepat atau lambat pada setiap individu. Oleh karena itu, kelompok yang memiliki riwayat genetik kanker disarankan untuk menjalani pemeriksaan rutin mengingat kasus terkait.

“Misalnya, banyak nenek, ibu, bibi, atau anggota keluarga lainnya yang pernah atau pernah menderita penyakit kanker, jadi generasi penerus harus ekstra hati-hati.”

“Iya kita kan kriterianya hanya muncul di usia muda. Tapi kalau dikatakan kalau umur 5 tahun kena, itu belum pasti. Itu pentingnya deteksi dini,” sarannya. Tonton video “Mitos atau Fakta: Mengikuti Program Bayi Tabung Meningkatkan Risiko Kanker” (naf/suc).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *