Jakarta –
Salah satu kampung Betawi yang meneruskan tradisi leluhur di kawasan Rawa, Jakarta Barat. Di desa tersebut terdapat sekolah pencak silat zincric.
Silat Cingrik sangat populer di Jakarta. Silat cinkrik merupakan seni bela diri yang sudah ada di keluarga ini sejak tahun 1959 dan kemudian berkembang dan menjadi populer secara luas.
“Dianggap silat keluarga karena diajarkan kepada segelintir orang di sekitar Rawa Belong, seperti rahasia keluarga,” kata Robi Indra, Ketua Pelaksana Perguruan Tinggi Rawa Belong Tsingkrik, kepada detikTravel dalam wawancara pada Oktober lalu. 11.
“Makanya kita tidak bisa keluar dari daerah Rawa Belong, tapi seiring berjalannya waktu kita melirik silat. Di negara kita disebut silat karena bahasa Melayu, di Korea disebut taekwondo, di Jepang disebut karate. Begitu ya.” karate itu sudah ada. Sudah sampai ke Jakarta,” imbuhnya.
Robi juga meyakini silat Bevati lambat laun mulai kehilangan popularitasnya dibandingkan karate, kempo, atau taekwondo. Ia pun mencoba mempopulerkan seni bela diri Chinkrik. Ia berharap silat Cingkrik bisa sukses seperti silat lainnya.
Robi telah meningkatkan popularitas silat cincrik dari jalur sekolah. Memang tidak mudah, tapi ada jalannya.
“Iya, kita coba kembangkan. Saya coba bakar sekolah-sekolah. Sebelum jadi guru, saya pukuli sekolah-sekolah dan bilang, ‘Saya dari pencak silat tradisional, dan saya ingin ikut melestarikannya.” .’ Saya menyekolahkannya,” kata seorang kenalan bernama Robin.
Seiring berjalannya waktu, silat Cingkrik mulai semakin berkembang. Sekolah pencak silat yang didirikan Robin juga semakin berkembang.
Ia mulai menjadikan kata Rawa Belong diidentikkan dengan silat Betawi, Sinkrik silat. Usahanya berhasil, dan kini terdapat sekitar 12 perguruan pencak silat di Rawa Belong.
Selain itu, Rawa Belong yang merupakan desa wisata silat di Jakarta juga mengadakan festival silat besar-besaran. Pada tahun 2019, sekitar 1.000 pejuang berbondong-bondong ke kawasan dekat pasar bunga Rawa.
“Semua sanggar milik Rawa bersatu, kita lakukan Gebyar Desa Silat Rawa Belong. Letaknya di jalan utama Rawa Belong, jalan utama itu (Jalan Sulaiman),” ujarnya.
Kini, berkat usaha para sesepuh dan pegiat silat lainnya di Robin dan Rawa Belong, silat Tsingkrik Betawi semakin populer di kalangan generasi muda. Robin berharap budaya Betawi tetap lestari dan harus terus berpedoman pada kaderisasi agar terus berlanjut.
“Kamu mungkin bisa bertahan, tapi kamu harus dipimpin. Aku membiarkan mereka pergi sekali dan membiarkan mereka mengambil inisiatif, bukan? Mereka tidak bisa, mereka harus dipimpin seperti itu. Jika ada yang mau memimpin mereka, setidaknya pemerintah mendukungnya atau tidak?
“Karena tidak banyak yang melirik, tidak semua orang mau mengembangkannya, apalagi mengikutinya (silat Betawi),” kata Robin.
Tonton video “Matrojih, Pembela Betavi Goloku” (upd/fem)