Jakarta –

Rumah khas Betawi yang terbuat dari kayu dan papan sudah digantikan dengan rumah tembok. Jumlahnya sedikit di Setu Babakan.

Tepatnya Setu Babakan di Kampung Budaya Betawi, Jagkarsa, Jakarta Selatan. Masih terdapat deretan rumah adat Betawi yang disebut rumah gudang, bapang, jogalo atau rumah panggung, penuh dengan seni dan budaya Betawi.

Beki Mardani, Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi, mengatakan perubahan di Jakarta membuat pembangunan rumah Betawi sulit dilakukan.

Desa-desa Betawi semakin banyak yang digusur, sehingga menyulitkan penduduk asli mendapatkan tempat tinggal. Tak hanya itu, tradisi-tradisi lain pun turut tergeser oleh perkembangan pesat.

Tanpa disadari, pembangunan yang ada justru ikut menghancurkan tradisi masyarakat Betawi yang sudah turun-temurun. Akhirnya terciptalah sesuatu yang baru, mungkin kelompok masyarakat baru atau yang lebih beragam. Kalau sampai tercampur, bisa jadi ada. makin berkurang orang Betawi, mungkin kalau tradisinya diperkuat malah melemah,” kata Becky kepada detikTravel, 11 Oktober.

Kini Kampung Budaya Pulau Setu Babakan menjadi penyelamat. Bentukan bangunan khas Betavi di sini dapat memberikan pengalaman baru bahkan bagi generasi muda yang belum pernah melihat bangunan asli Betavi dengan segala ornamennya.

Di Zona C kawasan Setu Babakan, kuliner khas kampung Betwi bisa dinikmati di lahan seluas sekitar 3,2 hektar yang membelah ketiga wilayah desa tersebut. Pertama, wilayah Betawi Pesisir, Betawi Tengah, dan Betawi Pinggiran.

Lingkungan yang berubah memberikan nuansa nostalgia seperti Jakarta masa lalu. Dan menjadi pengalaman baru bagi siswa sekolah atau generasi muda tentang keadaan desa Betvi saat itu.

Kawasan tersebut memiliki tipe bangunan khas Betawi, beberapa di antaranya adalah rumah joglo, bapang, kebaya, gudang, dan bobongkot.

“Jadi paling mudah mengenali rumah Betawi itu dari atapnya. Kalau atapnya depan, belakang, maka itu bapang. Kalau empat penjuru, depan, belakang, samping, kiri, kanan , itu limasan atau joglo,” kata stafnya. . Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betavi (UPKPBB) Setu Babakan, Unit Pelaksana Pendidikan, Penerangan dan Pelayanan Jaka Yuda, di lokasi.

Bedanya kebaya (rumah) di kiri, di kanan ada tambahan atap, depan sama belakang, kata Jaka sambil berjalan berkeliling.

Berbeda dengan orang-orang yang berekonomi tinggi atau terhormat pada masa itu, rumah Bobongkot pasti mempunyai gubuk atau gazebo di halamannya. Bangunan tersebut merupakan tempat peristirahatan para pengawal orang-orang penting pemilik rumah tersebut.

“Biasanya kalau ada pengusaha atau bos datang pasti tidak sendirian, ada bodyguard, pejalan kaki membawa barang bawaan. Jadi, begitu pemiliknya masuk (rumah), dia tinggal di gubuk (saung) depan, kata Jaka.

Selain melihat rumah-rumah khas Betawi, di kawasan tersebut juga terdapat banyak bangunan lain seperti langar atau musala, sumur, jamban kuno, dan kandang hewan peliharaan seperti kambing, sapi, dan ayam. Saksikan video “Ayo Cari Tahu! Cara Membuat Ondel-ondel Ala Kampung Setu Babakan” (upd/fem)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *