Jakarta –
Walgreens, jaringan toko obat besar di AS, telah mengumumkan akan menutup sekitar 1.200 toko. Tidak bisa bersaing dengan penjualan obat online. Toko tersebut berencana tutup secara bertahap pada tahun 2027.
Itu berarti Walgreens akan menutup sekitar sepertujuh toko obatnya. Perusahaan berencana menutup sekitar 500 toko pada tahun 2025.
CNN melaporkan, Rabu (16/10/2024), jumlah total apotek yang tutup meningkat signifikan dibandingkan rencana awal perusahaan yang diumumkan pada Juni lalu. Saat itu, Walgreens berencana menutup sekitar 300 toko.
“Pada saat itu, perusahaan mengatakan seperempat toko Walgreens tidak menguntungkan dan jaringan tersebut menjanjikan perubahan (operasional) dalam waktu dekat,” lapor CNN.
Sebelumnya pada Mei 2024, Walgreens semakin menurunkan harga lebih dari 1.000 item yang dijualnya. Langkah ini diambil perusahaan untuk berinteraksi dengan kompetitor guna menarik pembeli.
Namun mengingat perusahaan harus mengurangi jumlah toko, langkah ini bisa jadi sangat efektif. Bahkan, Walgreens melaporkan kerugian hingga 3 miliar dolar AS atau 46,620 miliar rubel (kurs 15.541/USD) dalam laporan keuangan terakhirnya.
Secara khusus, penutupan toko terjadi pada saat jaringan toko obat di AS sedang mengalami kesulitan. Hal ini karena jaringan toko obat besar lainnya, termasuk CVS dan Rite Aid, mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir karena penurunan pendapatan.
Jaringan apotek ini mengalami penurunan karena rendahnya tingkat resep dan persaingan baru dari perusahaan e-commerce seperti Amazon.
Awal bulan ini, CVS mengumumkan 2.900 PHK sebagai bagian dari rencana pemotongan biaya senilai $2 miliar (Rs 31,8 triliun). Parahnya, ini bukan pertama kalinya CVS memberhentikan hampir 5.000 karyawannya pada tahun lalu.
Saksikan video “Bukan Sekedar Jual Obat, Ini Wajah Baru Farmasi Kimia”.
(fdl/fdl)