Jakarta –
Ada sebuah lagu: “Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.” Misalnya, Elon Musk yang diprediksi menjadi orang pertama yang memiliki kekayaan satu triliun dolar pada tahun 2027. Artinya, asetnya lebih dari Rp 15,467 triliun.
Pada awal tahun 2020, kekayaan ketua SpaceX itu “hanya” 38,5 miliar dolar, menurut Bloomberg Billionaires Index. Namun, kekayaan bersihnya pada akhir tahun adalah sekitar $167 miliar. Laman Real Time Rich List Forbes melaporkan kekayaan pemilik X per Selasa (15 Oktober 2024) senilai USD 246,5 miliar atau Rp 3,839 miliar.
Pertanyaan yang muncul adalah: mengapa dan bagaimana Elon Musk bisa begitu kaya? Para ahli punya pendapat tentang hal itu.
“Jika Anda melihat daftar orang terkaya di Amerika Serikat, apakah itu Elon Musk atau Jeff Bezos, mengapa orang-orangnya begitu kaya,” kata James Peskoukis, analis kebijakan ekonomi di American Enterprise Institute.
“Dan alasan perusahaan terus bertumbuh dan berkembang adalah karena mereka menciptakan sesuatu yang bernilai dan diinginkan masyarakat,” tambahnya.
Menurut kutipan CNBC, orang kaya biasanya menginvestasikan sebagian besar kekayaannya di pasar saham. Faktanya, pada pertengahan tahun 2024, 1% orang terkaya Amerika akan memiliki hampir 50% saham AS, menurut data dari Federal Reserve. Sementara itu, 50% orang Amerika terbawah memiliki sekitar 1% dari seluruh saham.
Pada tahun 2022, sekitar 58% rumah tangga memiliki saham secara langsung atau tidak langsung melalui investasi pasif seperti rekening pensiun.
Selain itu, Elon Musk juga tidak bergantung pada gaji. Ada banyak cara untuk terus meningkatkan penghasilan Anda.
“Jika Anda menganggap pendapatan sebagai peningkatan daya beli seseorang dari waktu ke waktu, Anda dan saya membayar, dan kita mengukur berapa banyak gaji yang dapat kita belanjakan,” kata John Sabelhaus, peneliti di Brookings Institution. katanya.
“Pak Musk mempunyai paket kompensasi yang sangat besar, namun hanya sebagian kecil dari paket tersebut yang muncul sebagai penghasilan kena pajak karena sebagian besar dibayarkan dalam bentuk bonus dan kompensasi lain yang lebih cenderung menghindari pajak dibandingkan penghasilan gaji,” tutupnya. Tonton “Video: Elon Musk mengisyaratkan perang dan iblis dalam kampanye Trump” (Pertanyaan/Pertanyaan)