Jakarta –
Perdana Menteri Kenya Musalia Mudavadi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panchaitan menandatangani Anggaran Dasar Perjanjian Kampanye (AOA) Aliansi Keuangan Campuran Global (GBFA) G20. Langkah ini akan menyatukan pendanaan campuran untuk memulai proyek-proyek ekonomi dan pembangunan berkelanjutan (SDG).
Pada pertengahan tahun 2024, Fiji, Perancis, Sri Lanka, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Luksemburg, Kanada dan Indonesia telah menandatangani letter of Intent (LOI) untuk menyelesaikan GBFA. AOA yang ditandatangani Kenya Mei lalu merupakan langkah menuju pembentukan GBFA.
“Saya senang dengan kemajuan yang kita capai setelah pertemuan terakhir kita di New York bulan lalu. Terima kasih khusus kepada Kenya atas komitmen hari ini untuk menandatangani Perjanjian Global Blended Finance G20 Bali AOA,” kata Luhut saat berbicara di Hotel Park Hyatt, Jakarta. .Pusat Kota, Kamis (17 Oktober 2024).
Luhut mengatakan, setelah Kenya menandatangani kemitraan tersebut, negara-negara lain yang telah menandatangani letter of Intent diharapkan dapat mengikuti jejaknya dan memulai tindakan dan rencana menuju perekonomian berkelanjutan.
“Saya yakin anggota-anggota yang lain akan segera bergabung. Kita sadar untuk mencapai tujuan tersebut tidak akan mudah, namun saya yakin kita bisa melakukannya dengan semangat persatuan,” tegas Luhut.
Luhut mengatakan sumber daya publik saja tidak akan cukup untuk mencapai skala yang dibutuhkan untuk mencapai GSH dan aksi iklim. GBFA akan menggabungkan pendanaan publik, filantropis dan sektor swasta untuk mempercepat program ini.
Saya ulangi, negara-negara berkembang sangat membutuhkan platform seperti ini, kata Luhut.
Global Blended Finance Alliance didirikan untuk mendukung pembangunan inklusif dan berkelanjutan serta merupakan pusat kerja sama internasional untuk mendukung negara-negara berkembang dalam melaksanakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan mendorong kerja sama Selatan-Selatan.
Berbicara melalui video, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan GBFA didirikan untuk mendanai pembangunan ekonomi berkelanjutan.
GBFA juga dapat menjadi cara bagi negara-negara maju untuk memperkuat dukungannya terhadap negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis iklim.
“Saya berharap Global Blended Finance Alliance dapat menjadi platform untuk mendorong lebih banyak sumber pembiayaan, terutama dengan memenuhi komitmen negara-negara maju untuk mempercepat pembangunan dan pendanaan iklim,” kata Jokowi.
Ia mengatakan Indonesia percaya bahwa kolaborasi dalam GBFA dapat meningkatkan pertukaran pengetahuan teknis dan pendanaan untuk solusi inovatif dan inklusif untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. (hal/fdl)