Jakarta-
Pada Senin (21/10/2024) dikabarkan RS Indonesia di Gaza utara dibakar oleh tentara Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, tentara setempat membakar gedung-gedung tempat ribuan orang mengungsi.
Generator yang mengalirkan listrik ke RS Indonesia padam hingga listrik padam. “Pasien meninggal setelah terputus dari mesin oksigen,” kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan ada sekitar seribu perempuan dan anak-anak yang membutuhkan perawatan medis dan akan segera dipindahkan ke Eropa. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Organisasi Kesehatan Dunia di Eropa dalam komentarnya yang dipublikasikan pada Senin (21/10/2024).
Hans Kluge, ketua WHO Eropa, mengatakan evakuasi akan difasilitasi oleh WHO, Organisasi Kesehatan PBB dan negara-negara Eropa yang terlibat.
Penyelidik PBB mengungkapkan pada hari Kamis bahwa Israel sengaja menargetkan fasilitas kesehatan di Gaza. Mereka mengatakan penyiksaan terhadap petugas kesehatan didasarkan pada tuduhan bahwa Gaza telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Jumlah warga yang membutuhkan bantuan jauh dari perkiraan, sekitar 10 ribu orang harus dievakuasi dari Gaza untuk mendapatkan bantuan medis darurat. Rik Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah Palestina, mengatakan hal tersebut.
WHO Eropa telah membantu 600 transportasi medis dari Gaza ke tujuh negara Eropa sejak dimulainya perang terbaru pada Oktober 2023.
“Hal ini tidak akan pernah terjadi jika kita tidak melakukan perundingan (terbuka),” kata Kluge.
“Hal yang sama berlaku untuk Ukraina,” tambahnya. “Saya menjaga dialog (terbuka) dengan semua mitra.
“Sekarang 15.000 pasien HIV-AIDS di Donbas, wilayah pendudukan (Ukraina), menerima pengobatan HIV-AIDS,” kata pria Belgia berusia 55 tahun itu, menekankan pentingnya tidak mempolitisasi kesehatan.
Hasil investigasi serangan di Gaza
Penyelidik PBB mengatakan Israel sengaja menargetkan fasilitas kesehatan di Gaza, membunuh petugas kesehatan selama pengepungan di masa perang.
Pernyataan mantan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay yang dirilis Kamis lalu mengungkap laporan lengkap mereka.
“Israel telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam bentuk pemusnahan melalui serangan yang tanpa henti dan disengaja terhadap personel dan fasilitas medis.
“Anak-anaklah yang paling terkena dampak dari serangan-serangan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung akibat runtuhnya sistem kesehatan,” kata Pillay, yang laporannya akan dipresentasikan di Majelis Umum PBB pada tanggal 30 Oktober.
BERIKUTNYA: Kekerasan yang tidak berbahaya
(pusar)