Lombok Utara –
Pemilik hotel di Gili Trawangan dan Gili Meno di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) khawatir akan matinya air saat high season.
Kekhawatiran ini muncul setelah izin perairan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) dicabut oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Ruang Laut dan Laut (PKRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Kepala Unit Pelaksana (UPT) Gili Tramena, Mawardi membenarkan, pengusaha hotel dan restoran di Gili Trawangan dan Gili Meno khawatir air akan berhenti saat memasuki high season, yakni menjelang akhir tahun dan baru. tahun
“Reservasi (hotel) di bulan-bulan ini semakin (ramai) karena besok orang tidak mungkin ke Gili (saat high season mendekat), tapi pemesanan sekarang. Jadi kami minta keamanan agar airnya tidak keluar. tidak pergi”. Tidak tutup saat high season, kata Mawardi, Jumat (25/10/2024).
UPT Gili Tramena, jelas Mawardi, menerima salinan surat permasalahan bisnis tersebut menjelang peak season. Sebab, menjelang libur panjang jumlah wisatawan domestik dan mancanegara diperkirakan akan sangat ramai seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Sekarang airnya masih normal, tapi mungkin kalau high season mati. Karena ini tahun baru pasti penuh (wisatawan yang datang ke Gili). Informasinya akan terus kita update, kewenangan penuh ada pada pihak Pemda KLU, tapi dari update terkini “Forkopimda KLU sudah sepakat untuk tidak mematikan air (sebelum peak season),” kata Mawardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Utara Denda Dewi Tresni Budi Astuti mengatakan, pengusaha kedua bendungan tersebut cukup khawatir dengan kondisi air bersih menjelang high season. Pasalnya, para pemilik usaha khawatir aliran air akan dimatikan saat wisatawan sedang berlibur.
“Kekhawatiran teman-teman pelaku usaha di Gili Trawangan dan Gili Meno tentu menjadi keresahan kami yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah daerah di kawasan destinasi wisata khususnya di Gili,” jelas Denda Dewi.
“Tentunya kita sangat berharap permasalahan ini bisa segera mendapatkan jalan keluar yang terbaik, sehingga pada tahun depan permasalahan ini dapat terselesaikan dan tidak berlarut-larut sehingga pariwisata kita akan aman dan nyaman dan tentunya akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Gili, karena o Dampaknya akan luar biasa jika dikaitkan dengan sektor pariwisata, tambah Denda Dewi.
Menurut Denda Dewi, jika air berhenti berfungsi otomatis berdampak pada tingkat pengunjung dan sektor lainnya. “(Kalau) kunjungannya menurun, dampaknya ke semua sektor. Mudah-mudahan kunjungan (minggu depan) ke Kementerian Kelautan dan Ekonomi Kreatif membuahkan hasil yang baik,” kata Denda Dewi.
__________________
Artikel ini dimuat di detikBali
Tonton video “Respon KPK terhadap pengeboran air Gili Trawangan yang jadi kontroversi” (wkn/wkn)