Denpasar –

Serangan terhadap resor seks di Bali diyakini sering terjadi. Dari pemeriksaan di lapangan yang dilakukan polisi, ditemukan tidak adanya praktik prostitusi di resor tersebut.

Kepolisian Daerah (Polda) Bali mengatakan penyerangan terhadap resor Plus Plus di Pulau Luha merupakan hal biasa. Oleh karena itu, polisi tidak menemukan adanya prostitusi di panti pijat tersebut saat penggerebekan.

Direktur Humas Polda Bali Kompol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan pemaparan resor yang memberikan layanan tambahan harus proaktif.

“Kami telah mengalami beberapa serangan. Katanya ada (penjualan Ippah Nama di kuil) dan saat kami cek tidak ada aktivitas,” ujarnya.

Praktik penjualan kesucian atas nama rumah sakit kembali menjadi sorotan setelah Polda Bali menggerebek Sipa dan Pink Palace yang flamboyan di Bali.

Polisi telah menetapkan lima wanita sebagai tersangka kasus prostitusi di Flame Spa. Kelima tersangka tersebut adalah Komisaris Flame Spa Ni Ketut Sri Astari Sarnanitha dan Nitha, Direktur Flame Spa Ni Made PS, AC Marketing dan RAB serta Ni Kadek WHS.

Sementara itu, MJLG (50) dan LJLG (44) serta dua warga negara Australia telah ditetapkan sebagai tersangka kasus Pink Palace Bali Sipah. Keduanya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan (Pasutri).

Menurut Jansen, mengelola resor tambahan tidak memerlukan perencanaan. Dia berspekulasi bahwa pembagian informasi tentang serangan itu menyebabkan petugas tidak mendapatkan lokasi yang ditargetkan.

“(Serangan) tidak perlu direncanakan. Ini adalah pekerjaan kami. Terkadang bocor saat direncanakan. “Saat kami cek aktivitasnya, dipastikan tidak ada aktivitas.”

Jansen berharap terungkapnya prostitusi di kedua resor tersebut dapat menjadi contoh bagi operator resor lainnya. Dia menegaskan, aparat Polda Bali akan terus berkoordinasi dengan pihak kejaksaan terkait kelengkapan berkas perkara penyidik ​​Yalkun Sipa dan Pink Palace Sipa Bali.

Ia meminta pengelola spa Plus Plus yang tidak mau disebutkan namanya menghentikan aktivitasnya. Polda Bali Jansen mengaku tak segan-segan menindak resor-resor yang kedapatan terlibat penjualan prostitusi.

“Mudah-mudahan penegakan hukum bisa membuat jera pelaku kejahatan lainnya,” tutupnya.

——-

Artikel ini dimuat di detikBali. Tonton Video: Pencarian Makanan Tradisional Gula Boy di Joglo (wsw/wsw)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *