Jakarta –
Para peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health mengatakan pola makan yang kaya akan makanan ultra-olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit kronis, kesehatan otak, dan kematian dini.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di The Lancet, para peneliti menggunakan data kesehatan dari lebih dari 200.000 orang dewasa yang dikumpulkan selama 30 tahun. Temuan ini dibandingkan dengan laporan dari 19 penelitian lain untuk analisis lebih lanjut terhadap 1,25 juta orang dewasa.
“Melihat makanan ultra-olahan secara keseluruhan, kami menemukan hubungan antara konsumsi tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung dan koroner, serta stroke,” kata peneliti di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan.
Para peneliti menemukan bahwa tidak semua makanan ultra-olahan itu buruk. Misalnya, sereal dingin dan makanan penutup berbahan dasar yoghurt/susu dikaitkan dengan rendahnya risiko penyakit jantung, dan roti olahan serta sereal dingin dikaitkan dengan rendahnya risiko stroke. Daftar makanan ultra-olahan yang berisiko menyebabkan kematian remaja
Ahli gizi telah lama memperingatkan agar tidak mengonsumsi soda manis dan daging olahan. Kelebihan gula dalam makanan ultra-olahan dapat menyebabkan peradangan kronis pada jantung dan pembuluh darah serta meningkatkan risiko diabetes.
Beberapa makanan ultra-olahan yang harus dihindari antara lain: Sereal dengan pemanis tinggi gula Soda Minuman energi Sup kemasan Daging olahan tinggi garam
Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa minuman ringan dan daging olahan harus dihindari, dan kualitas nutrisi dari makanan ultra-olahan harus dipertimbangkan sebelum dikonsumsi.
“Mengurangi natrium, lemak jenuh, tambahan gula, dan bahan tambahan kosmetik yang tidak penting bagi kesehatan manusia pada roti gandum, sereal dingin, dan beberapa makanan manis dapat meningkatkan nilai gizi produk ini di Amerika Serikat.” tulis penulis penelitian.
Saksikan video “Langkah Kecil Meningkatkan Kesehatan Jantung” (kna/naf).