Jakarta –

Obesitas merupakan masalah umum yang dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti pola makan yang tidak sehat, kurang berolahraga, dan faktor genetik. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai penyakit.

Penyakit yang bisa dipicu antara lain tekanan darah tinggi, jantung, stroke, nyeri lutut, nyeri pinggang, bahkan bisa mengganggu siklus menstruasi. Proses mengatasi obesitas sangatlah lama, bahkan terkadang diet saja tidak membantu mengatasi kondisi tersebut.

Salah satu pasien perempuan (49) di RS Maiapada Bandung mengalami masalah obesitas tersebut. Pasien sudah melakukan diet selama bertahun-tahun, namun usahanya belum membuahkan hasil. Tak hanya berat badan, pasien juga merasakan beberapa keluhan lain, seperti rasa lelah dan nyeri pada kedua lutut.

Kondisinya yang tak kunjung membaik membuatnya mengunjungi RS Maiapada Bandung dan berkonsultasi dengan dr. Reno Rudiman, MSc, SpB-Subsp BD (K), FICS, FCSI, Dokter Spesialis Bedah Pencernaan RS Maiapada Bandung. Setelah beberapa kali pemeriksaan, operasi bariatrik dilakukan untuk mengatasi penyakitnya.

Ph.D. Reno menjelaskan, bedah bariatrik merupakan operasi untuk mengatasi obesitas dan memperbaiki penyakit penyerta atau penyakit penyerta dengan mengubah struktur saluran pencernaan.

Perubahan ini akan membantu membatasi konsumsi makanan dan mempengaruhi nafsu makan. Operasi bariatrik, juga dikenal sebagai operasi metabolik, adalah prosedur pembedahan pada sistem pencernaan bagian atas yang membantu mengurangi berat badan.

Prosedur ini dianjurkan bagi orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 35. Mereka yang memiliki BMI 30 dan memiliki penyakit penyerta juga memenuhi syarat. Operasi ini biasanya dilakukan pada usia 15-70 tahun, memiliki riwayat diabetes atau diabetes selama 10 tahun dan tidak berhasil dengan pengobatan, dapat dilakukan tindakan bariatrik dengan BMI 27,5,” kata dr Reno dalam keterangan tertulis Selasa (29/10/2024).

Pasien yang berkonsultasi dengan dr. Reno diketahui memiliki BMI 37,6 sehingga memungkinkan dilakukan operasi bariatrik.

“Bedah bariatrik dilakukan pada pasien dengan menggunakan teknik laparoskopi minimal invasif (sayatan minimal), dengan membuat 3-4 lubang kecil berukuran 5 mm, 11 mm, dan 15 mm menggunakan alat kecil khusus dengan bantuan kamera dan monitor. Sayatan kecil ini menimbulkan efek minimal. trauma sehingga proses pemulihannya hanya membutuhkan waktu singkat,” lanjutnya.

Sebelum tindakan dilakukan, ada beberapa prosedur screening yang harus dijalani pasien untuk memastikan kriteria pasien memenuhi indikasi. Pasien juga harus menjalani pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan darah dan rekam jantung. Selain itu, pemeriksaan endoskopi juga diperlukan untuk melihat kondisi saluran pencernaan bagian atas untuk menentukan jenis operasi bariatrik yang akan dilakukan.

Tak hanya itu, pasien juga diminta untuk menjalani diet cair rendah lemak dan tinggi protein selama satu hingga dua minggu sebelum operasi untuk menurunkan berat badan, mengurangi lemak usus, dan mengurangi perlemakan hati, sehingga memudahkan proses pembedahan.

Setelah melakukan operasi bariatrik, proses pemulihan pasien tidak memakan waktu lama. dr Reno mengatakan, pada hari pertama pasca operasi, pasien diharapkan sudah bisa berjalan.

Operasi bariatrik pada dasarnya memiliki beberapa metode yang bisa dilakukan. Namun diantara metode yang ada, ada satu metode yang populer. Metode ini adalah gastrektomi lengan yang dianggap tercepat, termudah dan relatif aman.

“Cara ini dilakukan dengan membuang sekitar 65-70% lambung, yang secara signifikan mengurangi kapasitas lambung, sehingga pasien lebih cepat kenyang,” kata dr. Reno.

Tak hanya operasi saja, dr. Reno menekankan, pasien harus berkomitmen untuk melanjutkan pola hidup sehat dengan berolahraga untuk membakar sisa lemak tubuh.

“Olahraga yang rutin dianjurkan untuk membakar sisa lemak di tubuh. Olah raga yang dianjurkan adalah aerobik, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang,” ujar dr. Reno.

Selain itu, pasien juga sebaiknya mengubah pola makannya menjadi lebih sehat.

“Pasien harus mengikuti petunjuk ahli gizi yang benar dalam pola makannya, cairan yang diminum juga harus cukup, karena pasien hanya boleh mengonsumsi makanan dalam porsi kecil. Oleh karena itu, harus makan lebih sering. Multivitamin juga harus dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Aturannya harus pedas, asam dan “gula, dan juga hindari soda, alkohol, dan rokok,” kata Dr.

Ia juga merekomendasikan beberapa jenis protein yang bisa dikonsumsi seperti telur, dada ayam, dan ikan. Operasi bariatrik bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang masih terjebak dalam masalah obesitas.

Untuk mengetahui apakah bariatrik merupakan solusi tepat untuk mengatasi masalah pencernaan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter ahli dan berpengalaman di Pusat Gastrohepatologi Maiapada Hospital melalui aplikasi MiCare Maiapada Hospital.

Aplikasi ini memudahkan akses cepat terhadap layanan Rumah Sakit Maiapada, seperti mendapatkan nomor antrian awal dan memudahkan proses pembayaran di berbagai saluran pembayaran (multi-channel payment) yang terhubung dengan MiCare.

Selain itu, untuk menunjang gaya hidup sehat, MiCare juga terhubung dengan Google Fit dan Health Access. Dengan fitur ini, Anda dapat melacak aktivitas olahraga dan kebugaran, seperti menghitung jumlah kalori yang terbakar, indeks massa tubuh, menghitung langkah (steps) dan menghitung detak jantung.

Berbagai informasi kesehatan dan layanan terkini di Maiapada Hospital juga terangkum dalam fitur Artikel dan Tips Kesehatan di MyCare. Kini MiCare dapat diunduh di Google Play Store dan App Store, dan pengguna pertama akan mendapatkan poin reward berupa diskon berbagai layanan di Rumah Sakit Maiapada.

(dan/ego)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *