Jakarta –
Dhawiya Zaida, putri bungsu Elvy Sukaesih masih berkecimpung di dunia hiburan. Selain mempromosikan bakat menyanyi Elvy Sukaesih, Dhawiya menjalani kehidupan sebagai pesinetron.
Rupanya, Dhawiya tak henti-hentinya dihina Elvy Sukaesih soal berat badannya. Saat remaja, Dhawiya mengaku tak pernah dihina Elvy selain makanan dan berat badan.
“Maafkan aku, maafkan aku, aku harus mengatakan yang sejujurnya. Aku belum pernah memarahi orang lain, itu hanya makanan, es krim, dan berat badan. Aku tidak bisa minum banyak es krim, aku makan ketika ibuku ada, jadi aku akan makan lagi di belakangnya karena aku belum kenyang.”
Elvy Sukaesih mengkhawatirkan kesehatan Dhawiya. Namun ayah dan sesepuh Dhawiya kerap membelanya.
“Satu, kalau gendut, agak berat, aku takut menyakitimu, aku khawatir tidak enak. Saat ingin bernyanyi, Aba berkata: “Jangan pakai yang kotor. Alhamdulillah suaranya bagus, alhamdulillah nanti biarlah Aba, begitulah. “Kisah Elvy Sukaesih.
“Dulu dulu ada yang berkelahi, tapi sekarang tidak. Setidaknya Tria yang lebih tua berargumentasi: “Sudah cukup Mi, biarkan dia sendiri Mi, alhamdulillah sekarang dia sudah sembuh, aku menang.” jangan lakukan itu. Dhawiya melanjutkan: ‘jangan lakukan hal seperti itu. Tolong biarkan dia sendiri apa yang ingin dia makan’.
Elvy Sukaesih bercerita tentang pengalaman Dhawiya yang diminta pulang sebelum syuting karena tubuhnya tak segemuk dulu.
Elvy Sukaesih berkata, “Saat itu kami sedang syuting video. Karena dia sudah syuting di Bandung, dihentikan karena dia tidak segemuk kemarin.”
Bintang situs berbahasa Arab Maklum ini mengaku, saat kurus, tidak ada yang mengenalinya. Padahal, kekayaannya mengalir ketika ia memiliki tubuh yang utuh.
“Tapi sejujurnya, saat aku gendut, tidak ada yang tahu. Saat aku keluar, tidak ada yang meneleponku, tidak ada siapa pun. Saat aku gendut, tidak ada yang meneleponku, tidak ada yang tahu. Lalu aku mengeluh kepada produser—” Semua itu Produser yang bekerja sama denganku di FTV ingin aku gemuk,” kata Dhawiya Zaida Tonton video “Ridho Rhoma Menikah” (pus/wes)