Jakarta –
Perdebatan antara calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta menyoroti permasalahan kesehatan, khususnya permasalahan pangan di kota tersebut. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan hanya 60,3 persen anak di Jakarta yang hanya mendapat ASI.
Cara lain untuk meningkatkan gizi anak adalah dengan memberikan ASI setiap dua tahun sekali untuk mengurangi risiko ketimpangan.
Beberapa gubernur berpendapat bahwa nutrisi yang tepat untuk anak harus dimulai sejak dalam kandungan. Mengenai pemberian ASI, mayoritas mengatakan bahwa perempuan pekerja harus memiliki akses terhadap ruang laktasi di kantor.
Saran calon gubernur untuk mengatasi permasalahan pangan adalah:
Ridwan Kamil
Ridwan Kamil mengatakan pemenuhan gizi anak menjadi salah satu hal yang harus terjadi karena Indonesia Emas 2024. Oleh karena itu, ia menegaskan, program yang akan ia usulkan akan dimulai sejak anak berada di dalam kandungan.
Ia juga mengatakan, mereka akan memberikan cuti kepada pekerja perempuan yang masih menyusui. Pastikan juga setiap kantor di Jakarta memiliki ruang menyusui.
Kombinasi regulasi dan keberhasilan program pangan gratis insya Allah akan melahirkan anak-anak yang sehat dan sehat, ujarnya.
Dharma Pongrekun
Dalam debat calon gubernur, Dharma Pongrekun menyinggung pentingnya konsumsi daun katuk bagi ibu menyusui agar ASI lancar. Mereka juga menyebut adanya ruang laktasi untuk memudahkan ibu menyusui.
Pramono Anung
Wakil Gubernur Nomor 3 tersebut menyampaikan, untuk mengatasi masalah gizi, banyak hal yang harus dilakukan, dimulai dari pemenuhan gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan dengan tujuan untuk mengakhiri sakit kepala tersebut.
Yang kedua ada tempat menyusui, yang ketiga ada ruangan tambahan, dan yang terpenting semua itu dilakukan agar anak tidak terjatuh,” kata Pramono. . Tonton video “Video: Ketimpangan dapat mempengaruhi umur panjang dan keturunan” (kna/up)