Jakarta –

Kecerdasan buatan generatif (AI) bukan lagi sesuatu yang aneh. Namun Ericsson ingin AI menjadi core knowledge dan dikenal di Indonesia.

Menurut Direktur Ericsson Indonesia Ronni Nurmal, pelatihan awal mengenai kecerdasan buatan dan teknologi baru lainnya dapat membantu mempersiapkan talenta digital Indonesia untuk masa depan.

“Digital talent Gen AI, 5G salah satunya, mungkin kalau kita lihat dari dunia pendidikan, kita bisa menjadi sesuatu yang hampir wajib,” kata Ronni dalam konferensi pers Ericsson Hackathon 2024 di Jakarta, Rabu (23/10/2024). ) ).

“Jadi bukan hanya makanan gratis saja yang harus, tapi Gen AI bisa menjadi suatu keharusan, jadi mungkin terkait dengan komputasi inti, blockchain, dan lain-lain.” lanjutnya.

Menurut penelitian McKinsey, Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital antara tahun 2015 dan 2030, atau 600.000 orang setiap tahunnya. Menurut Ir Fadli Hamsanini, CEO Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII), tantangan utama transformasi digital di Indonesia adalah kekurangan talenta.

Dalam kesempatan yang sama, Fadli menyampaikan bahwa Indonesia tidak hanya kekurangan talenta digital dalam jumlah besar, namun juga talenta dengan kompetensi tinggi. Hal ini diperkuat dengan “war for talent” dimana industri bersaing untuk mendapatkan talenta digital yang juga terbatas.

“Karena mungkin sebagian dari mereka terjun ke industri seksi seperti otomotif, mobil listrik, industri yang sedang ramai di Indonesia saat ini,” kata Fadli.

“Jadi teman-teman dari sektor lain seperti tekstil membutuhkan banyak talenta digital untuk membantu mereka,” imbuhnya.

Ericsson telah mengambil beberapa langkah untuk memperluas pendidikan kecerdasan buatan bagi generasi muda. Selain Hackathon 2024, Ronni mengatakan Ericsson juga membuka learning center dan mengundang banyak politeknik untuk belajar tentang AI, 5G, machine learning, dan lain-lain.

“Kami membukanya agar lebih banyak universitas bisa mengaksesnya, mungkin tidak secara universal, tapi kami memperluasnya sehingga pengetahuan tentang keterampilan AI, pembelajaran mesin, dan ilmu komputer menjadi pengetahuan inti, bukan pengetahuan premium bagi Indonesia. ” Ronnie menjelaskan. Tonton video “Video: Bahaya penggunaan data pribadi saat menggunakan teknologi AI” (vmp/vmp)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *