Jakarta –
Pat Gelsinger ditunjuk sebagai CEO Intel pada Februari 2021 dengan harapan bisa menyelamatkan Intel. Namun, langkah yang diambil Gelsinger tidak memperbaiki situasi Intel.
Dalam investigasi terbaru Reuters, tampaknya Intel sangat ingin dibantu oleh TSMC. Namun, Gelsinger meremehkan bantuan dari perusahaan Taiwan tersebut sehingga menyebabkan mereka mengurungkan niatnya.
Subsidi yang dimaksud adalah tawaran TSMC untuk memproduksi chip rancangan Intel, namun tidak bisa mereka produksi sendiri. Empat sumber tanpa nama yang dikutip Reuters mengatakan TSMC memberi Intel diskon besar untuk memproduksi chip tersebut.
Usulan ini patut disambut baik oleh Gelsinger, karena dalam beberapa tahun terakhir Intel belum mampu membawa kemampuan produksi chipnya setara dengan AMD – yang menggunakan jasa TSMC untuk produksi chip.
Namun, yang dilakukan Gelsinger adalah meremehkan TSMC, hingga raksasa pembuat chip itu menolak keras dan menarik tawarannya. Gelsinger setidaknya melontarkan dua pernyataan yang membuat TSMC berang.
“Anda tidak menaruh semua telur Anda di keranjang pabrik Taiwan,” kata Gelsinger pada tahun 2021.
“Taiwan bukanlah tempat yang damai,” kata Gelsinger pada Desember 2021.
Pendiri TSMC Morris Chang secara terbuka menyebut pernyataan Gelsinger tidak sopan. Setelah itu, TSMC diam-diam menarik tawaran diskon tarif, yakni 40% dari tarif 23 ribu USD untuk produksi chip 3nm. Akibatnya Intel harus membayar penuh biaya produksi yang menyebabkan keuntungan Intel anjlok.
Di masa lalu, Intel pernah digugat oleh pemegang sahamnya setelah ditemukan mengalami masalah yang menyebabkan pendapatannya melemah, memberhentikan karyawan, menangguhkan dividen, dan menyebabkan sahamnya anjlok $32 miliar dalam satu hari.
Gugatan terhadap Intel, CEO Patrick Gelsinger, dan CFO David Zinsner diajukan ke pengadilan federal di San Francisco.
Intel juga dituduh membuat pernyataan menyesatkan tentang bisnisnya dan kemampuan manufaktur chip, yang menyebabkan harga sahamnya anjlok pada 25 Januari hingga 1 Agustus. Intel belum merilis pernyataan mengenai kasus ini. Kasus ini mencuat setelah adanya pengumuman PHK terhadap 15% total tenaga kerja Intel, yakni lebih dari 15.000 posisi. Mereka juga berhenti membayar dividen kepada pemegang saham mulai Q4 2024 sebagai bagian dari proses restrukturisasi untuk menghemat biaya sebesar USD 10 miliar pada tahun 2025.
Tonton video “Uang Pintar, Intel Akan PHK 15 Ribu Karyawan” (asj/asj)