Jakarta –
Migrasi bisphenol A (BPA) ke dalam kemasan makanan, termasuk galon yang dapat digunakan kembali, dapat berdampak pada kesehatan. Banyak negara di dunia bahkan telah melarang penggunaan BPA dalam makanan dan minuman untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus pakar kesehatan wanita Dr. Ulul Albab, SpOG, mengatakan banyak penelitian yang menunjukkan bahwa BPA berbahaya dalam jangka panjang, bagi tumbuh kembang pria dan wanita.
“Kalau dibilang risiko pada pria pengidap BPA ada kaitannya dengan infertilitas, kenapa saya bilang meningkat 4,2 kali lipat,” ujarnya dalam rapat pimpinan detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2024).
Belum lagi risiko gangguan kognitif dan perkembangan pada bayi atau anak terkait dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), ASD (Autism Spectrum Disorder), dan risiko tumbuh kembang anak juga meningkat dengan paparan BPA saja. “berlangsung.
Karena dampaknya terhadap kesehatan, otoritas pengatur di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, dan negara-negara Eropa telah mengambil tindakan tegas untuk mencegah penggunaan BPA dalam makanan dan minuman.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (ESFDA) juga telah mengeluarkan peraturan mengenai batas minimum tingkat migrasi BPA, yaitu 0,05 PPM. Saat ini batas minimal di Indonesia masih di level 0,6 PPM.
Indonesia sendiri kini telah mengambil langkah pertama dalam penerapan peraturan pelabelan terkait BPA. BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan) mengeluarkan sistem BPOM no. 20 Tahun 2019 dan diperbarui menjadi No. 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Obat dan Makanan 31 Tahun 2018 tentang Sertifikat Pangan Olahan.
Peraturan ini mewajibkan air minum dalam kemasan polikarbonat mencantumkan pernyataan “dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat boleh melepaskan BPA ke dalam air minum dalam kemasan”.
“Label ini merupakan peringatan kepada masyarakat untuk memilih menggunakan produk atau bahan yang dapat mengkontaminasi makanan itu sendiri,” kata Dr Ulul.
Namun hingga saat ini belum ada larangan menyeluruh terhadap penggunaan BPA di Indonesia. Banyak dokter dan aktivis lingkungan hidup di Indonesia yang terus mendesak pemerintah untuk segera menerapkan larangan penggunaan BPA pada seluruh produk makanan dan minuman, termasuk botol yang dapat digunakan kembali.
Jadi undang-undang Indonesia sendiri sudah mulai mengarah ke sana dan itu merupakan langkah yang tepat. Dan BPOM perlu kita dukung melalui regulasi mengenai hal ini, ujarnya.
(kritik/kritik)