Jakarta –

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengumpulkan tiga pakar terkemuka Tanah Air di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta, Senin (11/04) /2024).

Para ahli yang dimaksud adalah Presiden Pusat Penelitian Siber CISSReC Pratama Persadha, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya dari Akuncom, dan pakar forensik digital Ruby Alamsyah. Rapat digelar di ruang menteri lantai 7 Kementerian Perhubungan.

Meutya didampingi Nezar Patria, Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hokky Situngkir, dalam pertemuan itu.

“Kami mendapat banyak masukan (dari pakar siber). Tentu saja pertemuan ini bukan yang terakhir, kami (Komdigi) langsung mendapat banyak pekerjaan rumah atas kerja sama bapak-bapak di sini dalam memperbaiki sistem. bekerja sama lagi untuk menjadi lebih kuat dalam segala hal yang aman, artinya budaya, etika, dan keterampilan digital,” kata Hokky.

Tak hanya bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid yang merupakan Ketua Komdigi terakhir yang dulu bernama Kominfo, ia juga diundang ke Direktorat Jenderal Aplikasi Informasi (Ditjen Aptika). Kementerian Komunikasi dan Teknologi yang fungsi dan kegiatannya terkait dengan digitalisasi dan keamanan siber.

Presiden CISSReC Pratama Persadha memaparkan beberapa tugas yang harus diselesaikan Menkominfo Meutya Hafid, seperti Badan Perlindungan Data Pribadi, aturan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), dan Data Pribadi. dan perjudian online yang kini berada dalam domain publik.

“Apa yang dilakukan Kemenkominfo tidak bisa dilakukan sendiri, karena mungkin ada fraksi-fraksi lain juga, oleh karena itu kerjasama yang dilakukan Menkominfo dengan banyak fraksi, termasuk pakar komputer, saya kira akan baik bagi kita. Masalah di Indonesia sudah sangat terselesaikan,” kata Pratama.

Sementara itu, pakar intelijen digital Ruby Alamsyah mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Meutya Hafid selaku Menteri Komunikasi dan Teknologi dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan di sektor digital.

“Masih banyak lagi langkah-langkah potensial ke depan. Misalnya kita para dokter diminta memberikan pendapat terhadap usulan solusi yang sebenarnya. Dan kita juga diminta melihat sistem yang ada di Komdigi dan memberikan pendapat bagaimana caranya” itu saja. . menjadi lebih baik di masa depan dan menghindari kejadian yang disebabkan oleh orang-orang di masa lalu,” pungkas Ruby. Saksikan video “Komdigi skorsing 11 pekerja di sidang ‘Bina’” (agt/agt)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *