Jakarta –

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus dukung potensi usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia melalui pembiayaan

Kelompok Usaha Manggis Bhuana Sari didirikan pada tahun 2013 di Malaka. Fokusnya adalah pengolahan dan pemasaran manggis dari perkebunan anggota yang dikelola secara kolektif.

Sejak awal berdirinya, Grup Bhuana Sari menghadapi tantangan besar dalam mencari pasar. Namun kerjasama yang erat antara anggota dan kapasitas BRI telah membantu bisnis ini berkembang dengan sukses.

“Kami saling mendukung untuk mencari pasar dan memperluas saluran penjualan,” kata Kadek Dudi, pemilik Bazaar UMKM BRILiaN, Senin (28/10/2024).

Hal itu diumumkannya di Taman BRI Jakarta pada Jumat (18/10/2024). Petani merasa bangga dan gembira ketika forum perdagangan mereka diubah menjadi forum perdagangan BRI karena potensi ekonomi buah manggis di wilayah ini harus lebih dikembangkan.

Ia pun yakin pasarnya punya potensi besar. Pasalnya, manggis yang dijual Cluster terkenal dengan cita rasa yang unik dan kapasitas penyimpanan yang besar.

Kadek menambahkan, “Hubungan yang kuat antar anggota klaster membantu kami secara konsisten memasok manggis ke konsumen.”

Pada musim panen raya, Paguyuban Buonasari bisa memperoleh pendapatan puluhan juta setiap bulannya. Dengan menunjukkan potensi bisnis yang kuat dan mendorong pertumbuhan sektor UMKM, dukungan BRI memberikan banyak manfaat seperti peningkatan hubungan penjualan dan perluasan promosi.

“Kami mendapat banyak manfaat dari dukungan BRI,” kata Kadek.

Gadek yakin ke depan usahanya bisa terus berkembang. Perusahaan berupaya menyediakan manggis segar yang dapat dimakan kapan saja tanpa mengurangi nilainya.

“Kami berharap dapat mencapai potensi maksimal dan semakin meningkatkan kualitas produk-produk kami. Di BRI, kami yakin dapat semakin berkembang dan meraih kesuksesan bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Supari, Direktur Bisnis BRI Mikro, menegaskan perseroan berkomitmen mendukung dan memberdayakan usaha kecil dan menengah melalui inisiatif baru My Life.

Pada saat yang sama, BRI tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas. Namun pihaknya juga melakukan upaya peningkatan kapasitas, seperti acara Bazaar UMKM BRILiaN yang bertujuan untuk memperluas saluran penjualan dan menjangkau lebih banyak konsumen.

“BRI tidak hanya memberikan modal. Namun pihaknya juga merencanakan program peningkatan kapasitas lainnya. Hal ini untuk memastikan UMKM dapat tumbuh dan berkembang di industri tersebut. Seiring dengan komitmen tersebut, BRI telah menyusun strategi peningkatan kapasitas di berbagai sektor. Dari dasar hingga integrasi dan networking,” jelas Ibu Suphari.

Sebagai informasi, total ada delapan pelaku UMKM perwakilan unit usaha dan produk pedesaan binaan BRI (Prukades) yang mengikuti Bazar UMKM BRMian: Keripik Pisang dari Desa Kelawi, Lam; Kelompok Salak Jaya Lestari dari Desa Kutambaru, Sumatera Utara; Ubi jalar Prukades dari Desa Jangkang Kalimantan Barat; Keripik Taro Prukades dari Desa Sambak, Jawa Tengah; Forum Durian Desa Lemahabang Jawa Tengah; Cluster Manggis Bhuana Sari Desa Melaya Bali; Cluster Berry Strawberry Alliance Desa Lebakmuncang, Jawa Barat; Mangga Ngetos dari Desa Ngetos Jawa Timur.

Bazar UMKM tidak hanya menjadi sarana untuk mempromosikan produk-produk Klaster UMKM kepada masyarakat luas. Namun BRI berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada pelaku UMKM melalui berbagai kegiatan edukasi. BRI terus mendorong usaha kecil untuk memanfaatkan teknologi dan inovasi agar lebih kompetitif dengan produk lokal.

Hingga akhir Agustus 2024, BRI telah mengembangkan 32.449 klaster usaha dalam Program Klaster My Life.

BRI juga telah menyelenggarakan lebih dari 2.000 pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan pelaku usaha yang menjadi bagian dari proyek tersebut. Tujuannya adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan (UU/Eka).

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *