Batavia –
Peru Bulog menargetkan masuk 340 ribu ton beras impor ke Indonesia pada pertengahan Desember 2024. Beras ini merupakan sisa dari 3,6 juta ton beras yang dialokasikan untuk impor tahun ini.
General Manager Bulog Peru Wahyu Suparyono mengatakan pihaknya sedang dalam proses tender impor beras sebanyak 340 ribu ton. Hal itu sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.
“Kami targetkan pertengahan Desember selesai,” kata Wahyu saat ditemui di Kementerian Koperasi di Kuningan, Batavia, Kamis (31/10/2024). katanya.
Wahyu menjelaskan, saat ini proses penawaran sudah memasuki tahap Aanwijzing, dimana calon peserta lelang mendapat penjelasan langsung mengenai tujuan dan pelaksanaan lelang.
Aanwijzing kemudian menjelaskan kontraknya seperti apa. Ada harganya, ada syarat pengirimannya, kita kirim ke pelabuhan mana. Kita tidak semua akan mendarat di Batavia, ada yang langsung ke Cilacap, ada yang langsung ke Kupang, ada pula yang langsung ke Kupang. langsung menuju pelabuhan tempat Peru Bulog berada “ke,” jelasnya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai negara asal impor tersebut, Wahyu belum bisa memastikannya. Tujuannya sendiri adalah Thailand, India atau Myanmar.
Sementara saat ditanya rencana impor pada 2025, Wahyu mengaku belum ada pembahasan mengenai hal tersebut. Menurutnya, Indonesia perlu mengubah dan mengurangi impor beras ke depan.
“Belum, belum. Kita harus berubah ya penyerapan internal. Kepentingan kita kepentingan internal,” ujarnya.
Wahyu juga mengungkapkan, saat ini Bulog mendukung setidaknya 220.000 ton pangan setiap bulannya. Artinya kebutuhan beras Indonesia sekitar 2,64 juta ton per tahun.
Sekadar informasi, berdasarkan catatan detikcom, kuota impor beras pemerintah pada tahun ini mencapai 3,6 juta ton. Produksinya hanya 2,4 juta ton dan akan bertambah 1,2 juta ton pada akhir tahun 2024.
Produksi beras dalam negeri diperkirakan akan menurun pada akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025. Pemerintah membuka opsi impor beras sebanyak 1 juta ton untuk menjaga ketahanan pangan hingga awal tahun 2025.
Opsi pemerintah mengimpor beras sebanyak 1 juta ton disampaikan Menteri Pangan Zulkifli Hasan atau Koordinator Zulhas. Pemerintah mengimpor beras untuk subsidi pangan. Namun harus diakui langkah tersebut tidaklah mudah.
“Ya kita orang asing, 1 juta lagi harus impor. Tapi menurut laporan, perusahaan itu punya bisnis yang pernah dilarang di India, nanti dilarang, kalau G2G, masuk ke sidang parlemen. Zulhas bertemu Selasa depan di Departemen Kehutanan Batavia katanya.
Meski demikian, Zulhas mengatakan impor masih menjadi pilihan. Pemerintah belum melihat seperti apa produksi beras pada akhir dan awal tahun 2025.
“Kita lihat tahun depan kalau kurang, mungkin berkurang sedikit, mungkin tidak. Mentan sudah berusaha semaksimal mungkin, hampir 100 ribu ladang bisa digarap,” jelasnya.
Simak Videonya: Presiden Jokowi Pastikan Stok Beras Aman Saat Kemarau
(shc/fdl)