Jakarta –

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menerbitkan dua surat edaran (SE) dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) tentang harapan peningkatan kasus DBD dan kewaspadaan terhadap Kasus Luar Biasa Leptospirosis (KLB). Menanggapi hujan yang terjadi saat ini. musim

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Aji Agentman mengatakan, situasi kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga minggu ke-30 tahun 2024 sebanyak 202.012 kasus, dengan Incident Rate (IR) sebesar 72,19 per orang. 100.000 penduduk dan 1.202 kematian dengan angka kematian 0,60 persen.

Kasus DBD/DBD dilaporkan di 481 kabupaten dan kota di 36 provinsi. Kematian akibat DBD terjadi di 255 kabupaten dan kota di 32 provinsi, kata Aji saat dihubungi Detikcom, Minggu (11/10/2024).

Selain itu, kasus leptospirosis setiap tahunnya semakin meningkat, kata Aji. Pada awal tahun, kasus leptospirosis meningkat di beberapa daerah, seperti di Jawa Barat 8 kasus dan meninggal 2 kasus, di Jawa Tengah 19 kasus pada Januari 2024.

Aji mengatakan, pihaknya mengimbau Pemerintah Daerah (PEMDA) dan masyarakat mengambil langkah-langkah antisipasi penyebaran penyakit DBD seiring dengan meningkatnya kasus DBD.

Pembasmian Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus meliputi pengurasan tempat penampungan air seperti bak mandi, penyegelan tempat penampungan air seperti drum dan toples, daur ulang bahan bekas dan perbaikan saluran air dan masih banyak lagi.

Sedangkan terkait leptospirosis, pemerintah daerah diharapkan bersiap menghadapi wabah leptospirosis dengan memperbaiki sistem peringatan dini (SKD) melalui surveilans manusia dan deteksi dini kasus di daerah yang memiliki faktor risiko.

Misalnya, dataran banjir, kawasan pertanian, dan sawah memiliki ternak dan lebih banyak tikus.

Mereka menilai pentingnya melakukan tindakan preventif seperti Perilaku Hidup Bersih dan Higienis (PHBS), penyimpanan makanan dan minuman yang benar, hewan pengerat, air, aktivitas di tanah tanpa menggunakan alas kaki (sepatu). , genangan air yang terkontaminasi lumpur atau urin tikus.

Pembersihan dan pemusnahan tikus di sekitar rumah dan tempat umum seperti terminal pasar, tempat rekreasi dengan tetap menerapkan protokol kebersihan seperti memakai masker, mencuci tangan setelah beraktivitas dan menjaga jarak dalam membersihkan lingkungan,” ujarnya.

Selain itu, penting untuk mengelola sampah rumah tangga dengan baik dengan menyediakan tempat sampah dan menjaganya tetap tertutup rapat. A

G menilai pentingnya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan kesiapan fasilitas kesehatan, serta penguatan jaringan dengan laboratorium kesehatan masyarakat (LABGESMAS) dalam pengujian sampel konfirmasi leptospirosis di wilayahnya. Saksikan video “Video: Beban Pembiayaan Stroke PBJS Ketiga Terbesar di Indonesia” (suc/suc)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *