Jakarta –

Terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MC) yang memerintahkan pemerintah dan DPRK membuat Undang-undang (UU) Ketenagakerjaan baru yang berbeda dengan UU Cipta Kerja, Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto merespons. Laporan ini rencananya akan diimplementasikan dalam dua tahun ke depan.

Airlanga mengatakan, pemerintah akan mengkaji terlebih dahulu seluruh putusan pengadilan. Supratman, Menteri Kehakiman Republik Korea yang merupakan lembaga legislatif, akan melakukan wawancara dengan Andi Agtas.

“Kalau begitu, kami sedang mempelajari opsi-opsi dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Segera kami lakukan ya,” kata Airlanga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat.

Mahkamah Konstitusi sebelumnya mengatakan UU Ketenagakerjaan baru yang berbeda dengan UU Cipta Kerja akan memperjelas undang-undang ketenagakerjaan. Lebih lanjut, undang-undang yang konsisten dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 dan UU Nomor 6 Tahun 2023 diyakini bisa diubah dengan undang-undang baru.

Jika semua persoalan ini berkepanjangan, maka diyakini pengelolaan buruh, ketidakpastian hukum, dan ketidakadilan bisa terbebani dan terjaring. Hal ini kemungkinan besar akan sangat merugikan pekerja/karyawan dan pengusaha/pengusaha.

Putusan ini merupakan bagian dari putusan Perkara 168/PUU-XXI/2023 yang diajukan Partai Buruh, Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan beberapa serikat pekerja lainnya. Diketahui, UU Ketenagakerjaan masuk dalam UU 13 Tahun 2003 dan kemudian dimasukkan dalam UU No.

Secara umum, pemerintahan Prabowo Subianto berjanji akan melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi yang banyak memberikan permintaan dari kalangan buruh agar Mahkamah meninjau Undang-Undang Keenam Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.

“Iya, Pemerintah akan ikuti keputusan Mahkamah Konstitusi. Oleh karena itu, jangka waktu sementara itu terkait dengan pengupahan, misalnya negosiasi dengan Kementerian Tenaga Kerja, pekerja, pekerja, dan pengusaha,” kata Airlanga.

Airlanga mengatakan, persoalan pengupahan terkait UU Cipta Kerja merupakan istilah ambigu “penghidupan yang baik bagi masyarakat” yang didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2023 dengan memasukkan beberapa bagian dalam perhitungan pengupahan.

Airlanga mengatakan, pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan penetapan gaji yang harus selesai pada November 2024, guna menetapkan upah minimum pada tahun 2025.

“Yang terpenting bagi pemerintah saat ini adalah menetapkan UMP, sehingga tidak memakan waktu lama, karena siklusnya dimulai pada bulan November,” tutupnya.

Tonton Video: Airlangga pastikan ekspor dan impor Sritex tetap berjalan

(aeb/hns)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *