Jakarta –
BRI terus menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan pengusaha lokal untuk go global dan bersaing di pasar internasional. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI Peduli, perusahaan menyelenggarakan program pelatihan ekspor bagi Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang bekerja sama antara BRI dengan Lembaga Penelitian BRI (BRIRINs) dan PPEJP.
Kegiatan ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Perdagangan (PPEJP) Jakarta, 29 – 31 Oktober 2024 dan diikuti oleh 30 calon eksportir yang juga merupakan UMKM binaan BRI dari berbagai wilayah Indonesia.
Wakil Direktur Jenderal BRI Katur Budi Harto mengatakan pelatihan ekspor ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar ekspor untuk mengembangkan usahanya dari yang sebelumnya berorientasi pasar lokal menjadi nasional dan memasuki pasar internasional.
“Kami berharap UMKM dapat terus menjaga kualitas produknya, pasar semakin terbuka sehingga bisa naik skala dan mengakses pasar yang lebih besar lagi,” kata Katur dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/11/2021). ). 2024).
Ia menambahkan, kegiatan ekspor merupakan peluang emas bagi UMKM untuk mengakses pasar global dan mengembangkan usahanya hingga bisa naik kelas. Melalui program ini BRI berharap dapat membantu para pelaku usaha agar semakin percaya diri dan siap menjual produknya di pasar internasional.
Dalam kegiatan pelatihan ini peserta akan diperkenalkan dengan dasar-dasar ekspor, teknik analisis pasar dan SVOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Contracts), pengembangan produk untuk kebutuhan internasional dan strategi mencari pelanggan di pasar global. Harapannya, dengan ilmu yang didapat, para peserta mampu mengambil langkah sukses sebagai eksportir baru.
Adanya program pelatihan ekspor yang dilaksanakan BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha lokal. Misalnya saja Ade Ariant yang merupakan pembeli sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kocai.
Sempat terkena PHK akibat pandemi COVID-19, Ade memberanikan diri membuka usaha kecil-kecilan untuk menghidupi dirinya dan keluarga. Berdasarkan keputusan tersebut, lahirlah ide untuk membuka usaha sambal tradisional.
“Di era pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang membutuhkan makanan sumber vitamin C untuk menjaga kekebalan tubuh. Cabai sendiri kaya akan vitamin C, sehingga saya berinisiatif menjadikan sambal sebagai produk bisnis saya. Alhamdulillah saat itu Sambal Mak Kocai diterima dengan sangat baik oleh masyarakat setempat. Hal ini sangat terbantu dengan adanya Sambal Mak Kocai sebagai makanan pokok di isolasi dan produk ini mampu bertahan hingga saat ini, ujarnya. memasang
Sebagai salah satu UMKM peserta program pelatihan ekspor, Ade merasa bersyukur bisa menimba ilmu sekaligus pendampingan langsung dari BRI sehingga usahanya bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Ia pun berharap usaha Sambal Mak Kocai yang dibangun dari awal melalui program ini dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak trafik.
Selain Ade, Teuku Akmal juga menjadi pelaku UMKM lain yang merasakan manfaat dari program pelatihan ini. Diketahui, pria berusia 38 tahun ini meluncurkan brand fesyennya pada tahun 2019 lalu. Berangkat dari kecintaan terhadap dunia fashion dan kecintaan terhadap kecantikan Indonesia, Teuku juga menghadirkan produk-produk yang menonjolkan unsur kearifan lokal.
“Bisnis kami menghadirkan produk-produk yang melengkapi penampilan Anda, yaitu syal dan syal outdoor yang memiliki nuansa keindahan Indonesia. Produk ini bisa Anda andalkan untuk melengkapi penampilan Anda yang menimbulkan kesan formal namun tetap modis,” ujarnya.
Selama mengikuti program pelatihan ekspor dari BRI, Teuku mengaku banyak belajar untuk mengembangkan usahanya, tidak hanya di pasar domestik tetapi juga internasional.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya yang baru mulai belajar dan mengenal dunia ekspor, mulai dari pengenalan, pencarian negara tujuan ekspor hingga perhitungan biaya-biaya yang diperlukan. Dengan mengikuti pelatihan ini, saya berharap usaha yang saya miliki dapat terus tumbuh dan berkembang sesuai harapan saya dan “benar-benar bisa kita ekspor ke berbagai mancanegara,” imbuhnya.
Tonton juga videonya: Dari jutaan UMKM yang terdaftar di BPOM, hanya 9 ribu
(dan/ego)