Hongkong –
Kematian monyet secara misterius di kebun binatang Hong Kong masih dicurigai. Sebanyak 12 ekor kera mati.
Seperti diberitakan BBC, Jumat (1/11/2024), monyet de Braza (Cercopithecus lalai) diisolasi pada atau setelah kematian pertama pada 13 Oktober. Namun monyet tersebut tetap terkena bakteri yang sama dan mati.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa sejumlah besar bakteri penyebab sepsis berasal dari tanah yang terkontaminasi di dekat kandang primata. Para pekerja yang menggali di dekat paddock diyakini telah menyebarkan tanah terkontaminasi pada sepatu tersebut.
Kelompok pembela hak-hak hewan Peta mengatakan mereka prihatin dengan risiko penyakit zoonosis seperti cacar monyet, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Kepala Eksekutif PETA Abigail Forsyth mengatakan, “Satu-satunya cara untuk memastikan kesehatan emosional dan fisik hewan dan mencegah kematian lebih lanjut serta penyebaran penyakit zoonosis adalah dengan berhenti menangkap mereka untuk ‘hiburan’ dan sebaliknya fokus pada perlindungan habitat alami mereka.”
Namun hal tersebut dibantah oleh Dirk Pfeiffer, ahli epidemiologi veteriner di City University of Hong Kong, yang mengatakan risiko penularan ke manusia sangat rendah. Ia menambahkan bahwa polusi tanah di Asia seringkali tidak dilaporkan, namun hal ini selalu menjadi kekhawatiran ketika populasi hewan mengalami kematian mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelas kera yang ditemukan mati sebelumnya merupakan kera yang terancam punah dan terancam punah, serta kera saki muka putih, kera tupai biasa, dan kera de Bratz.
Para pejabat mengatakan dia meninggal karena melioidosis, penyakit menular yang menyebar melalui kontak dengan tanah, udara atau air yang terkontaminasi.
Penyakit ini disebabkan oleh Burkholderia pseudomallei, sejenis bakteri penghuni tanah yang endemik di daerah tropis dan subtropis.
Pihak berwenang mengatakan monyet kedua belas mati pada hari Selasa, dan hasil awal menunjukkan kerusakan serupa pada jaringan organnya.
Sebanyak 78 mamalia tersisa di kebun binatang berada dalam kondisi kesehatan normal, namun departemen mamalia telah ditutup sejak 14 Oktober untuk disinfeksi dan pembersihan.
Hong Kong Zoological and Botanical Garden merupakan taman tertua di kota dan menempati area seluas 14 hektar di jantung kota.
Laporan paling awal mengenai melioidosis di Hong Kong terjadi pada pertengahan tahun 1970an, ketika 24 lumba-lumba mati mendadak karena penyakit tersebut di taman hiburan Ocean Park. Saksikan video “Drone Doraemon Hiasi Langit Hong Kong” (bnl/fem)