Jakarta –

Di Desa Menawan, Kecamatan Gebok, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hampir setiap warganya memiliki ribuan pohon zitra. Salah satu warga yang merupakan petani jambu zitra adalah Siswadi.

Meski demikian, Siswadi mengatakan benih Jambu Zitra yang ditanam di Desa Menawan tidak terkontaminasi di kawasan tersebut. Ia mengatakan, desanya sebenarnya memiliki beragam jambu air Cincalo.

Awalnya Siswadi memiliki 50 pohon jambu Zitra yang ditanamnya sendiri. Namun karena menemukan pasar yang banyak diminati dan menawarkan peluang usaha, Siswadi kini memiliki sekitar 150 pohon jambu zitra. Dengan hasil panen ratusan pohon, Siswadi bisa memproduksi sekitar tiga ton jambu zitra.

“Awalnya jambu Cincalo tumbuh di desa kami namun pasarnya kurang diminati. Kemudian beberapa petani di desa kami berinovasi dan pergi ke daerah Salaman, Magelang untuk membeli bibit. Hingga akhirnya tumbuh, ternyata Jambu Citra yang laris manis di wilayah Jakarta. Akhirnya masyarakat yang dulunya petani padi, tebu, dan jambu cincalo beralih menanam Jambu Zitra,” kata Siswadi. dalam keterangan yang dipublikasikan BRI, Rabu (13/11/2024).

Untuk mengembangkan usahanya, Siswadi mengajukan pinjaman Kredit Usaha (KUR) ke BRI untuk merawat pohon jambu Zitra. Modal itu ia gunakan untuk membeli pupuk dan pestisida. Bagi pria berusia 43 tahun ini, perawatan pohon citraguava harusnya baik.

Siswadi menjelaskan: “Tidak bisa sekaligus merawatnya. Kami menanam pohon yang bunganya lebih banyak dengan jarak 20 cm agar hasilnya lebih banyak. Jambu biji kemudian dibungkus plastik sebelum dipanen.”

Tak hanya membeli pupuk dan pestisida, ia memanfaatkan KUR dan BRI untuk membeli jaring untuk menangkap daun jambu citra. Perlahan tapi pasti. Hampir enam tahun ia menjadi petani jambu Zitra, di mana Siswadi juga menerima KUR dari BRI.

Hasil panennya memang terlihat memuaskan, namun bukan berarti Siswadi tak pernah gagal dalam prosesnya. Tidak sekali, tidak berkali-kali. Bagi Siswadi, kegagalan sekali bukan berarti kegagalan selamanya.

Kegagalan panen, menurut Siswadi, biasanya disebabkan oleh gangguan serangga yang menyebabkan benih menjadi busuk, busuk, dan bercak hitam. Biasanya juga tergantung musim, kadang hujan, kadang panas.

“Kalau tidak pakai insektisida, bisa ketemu serangga yang menghasilkan biji mudah busuk. Kalau tidak segera dipisahkan, bisa menular ke jambu bagus lainnya. Satu Quintin pernah gagal karena bercak hitam dan busuk, sang kolektor. maunya bukan karena cacat kecil, suatu malam dibawa “Masuk Jakarta bisa busuk”, Siswadi.

Ya, hingga panen raya (2-3 kali dalam setahun) Siswadi selalu ‘memberikan’ hasil panennya ke depo Citra Jambu (donor) di desanya untuk didistribusikan di Jakarta, seperti Kramat Jati, kawasan Ceger, Poris, dan ke pedagang. berada di jalan.

BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Tanah Air konsisten memberikan dukungan permodalan kepada pelaku UMKM. Siswadi mengamini bahwa hampir seluruh masyarakat Desa Menawan mendapat bantuan KUR dan BRI.

Melalui BRI, Siswadi berharap kedepannya Jamu Citra dapat lebih dikenal di kota-kota lain dan KUR dapat lebih mudah diakses terutama bagi usaha kecil dan menengah lain yang belum mengadopsinya. Sebab, menurutnya, KUR bisa membantu petani jambu Citra menekan biaya pemeliharaan.

Dalam berbagai kesempatan, Direktur Bisnis Mikro Supari menyampaikan bahwa BRI sebagai bank penyalur KUR terbesar di Tanah Air selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan kepada pelaku UMKM dan memberikan pendampingan usaha dalam pengembangan produk dan teknologi digital kepada pelaku UMKM.

Hingga akhir Agustus 2024, BRI telah berhasil menyalurkan KUR kepada 2,6 juta pinjaman UMKM senilai 126,12 juta. Penyaluran KUR BRI tersebut setara dengan 76,44% dari target penyaluran tahun 2024 sebesar Rp165. Jika dirinci, penyaluran KUR BRI didominasi oleh tingkat produksi sebesar 59,41%. Sektor produktif tersebut meliputi pertanian, perikanan, industri dan jasa lainnya. Di sisi lain, BRI juga mampu menjaga kualitas KUR yang diterbitkan. Hal ini tercermin dari rata-rata rasio NPL KUR sebesar 2,31%.

Kemitraan KUR dengan BRI merupakan wujud komitmen BRI dalam mendukung sektor UMKM yang merupakan tulang punggung pertanian. Dengan suku bunga yang rendah dan persyaratan yang fleksibel, KUR BRI diharapkan dapat meningkatkan pembiayaan kepada usaha kecil dan menengah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Saksikan video “Rasanya Tongseng Kambing yang Dimasak di Oven Arang” (prf/ega)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *