Jakarta –
Telur rebus merupakan makanan yang sering dijumpai setiap hari. Selain mudah cara membuatnya, telur rebus juga bisa dicampur dengan berbagai bahan. Untuk menciptakan menu yang juga enak dan menyehatkan.
Telur rebus juga mempunyai banyak manfaat. Salah satunya Membantu menurunkan berat badan. Lalu seberapa efektifkah? Benarkah makan telur rebus setiap hari benar-benar bisa menurunkan berat badan dengan cepat?
Menurut Medical News Today, telur memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Makronutrien ini berperan penting dalam penurunan berat badan. Telur berukuran besar bisa mengandung hingga 6 gram protein.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi protein di pagi hari, seperti telur rebus, dapat meningkatkan rasa kenyang. Para peneliti juga menemukan bahwa sarapan kaya protein dapat mengurangi asupan kalori sepanjang hari.
Telur juga rendah kalori Misalnya saja 2 butir telur rebus dan 1 cangkir sayur campur hanya memiliki sekitar 274 kalori. Mengonsumsi makanan rendah kalori dapat membantu seseorang menjaga defisit kalori dan mencegah penambahan berat badan.
Mengonsumsi makanan kaya protein, seperti telur rebus, dapat meningkatkan metabolisme melalui proses yang disebut efek termis makanan. Ini terjadi ketika tubuh membakar lebih banyak kalori untuk memecah makanan dan menyerap nutrisi.
Dibandingkan karbohidrat dan lemak, protein lebih mampu merangsang metabolisme. Berikut perbandingan protein, karbohidrat dan lemak untuk meningkatkan laju metabolisme Anda. Menurut sebuah studi tahun 2014, protein meningkatkan laju metabolisme sebesar 15-30 persen, karbohidrat meningkatkan laju metabolisme sebesar 5-10 persen, dan lemak meningkatkan laju metabolisme sebesar 3 persen.
Oleh karena itu, mengonsumsi telur atau makanan berprotein tinggi lainnya dapat memberikan hasil terbaik dalam penurunan berat badan.
Pertanyaannya, kapan waktu terbaik mengonsumsi telur untuk menurunkan berat badan?
Sebuah studi tahun 2005 membandingkan efek mengonsumsi sarapan berbahan dasar telur versus sarapan bagel pada partisipan wanita yang kelebihan berat badan. Kedua makanan tersebut memiliki jumlah kalori yang sama.
Hasilnya, partisipan yang memilih sarapan telur mengonsumsi lebih sedikit makanan sepanjang hari.
Sebuah penelitian tahun 2010 menunjukkan hasil serupa. Penelitian menunjukkan bahwa pria dewasa yang makan telur untuk sarapan cenderung makan lebih sedikit telur untuk makan siang. menyebabkan peningkatan kolesterol” (ath/naf)