Jakarta –
AI atau chip kecerdasan buatan dari NVIDIA dijual dimana-mana. Hal ini dilakukan oleh Jensen Juang, pendiri dan CEO NVIDIA, yang sangat kaya. Padahal, pekerjaan pertamanya di masa lalu adalah mencuci piring, serta membersihkan toilet di restoran. Apa rahasia suksesnya?
Pelajaran karir terbesar Jensen Juang tidak diterima dari seorang mentor atau rekan teknis. Siapa sangka hal itu jelas-jelas berasal dari tukang kebun yang ditemuinya selama perjalanan ke luar negeri.
“Setiap musim panas saya bekerja selama sebulan di salah satu institusi internasional kami. Ketika anak-anak kami remaja, kami menghabiskan musim panas di Jepang. Kami mengunjungi Kyoto dan Kuil Perak pada salah satu akhir pekan, ”ujarnya belum lama ini, dikutip Detikinet CNBC.
Di sana, Juan bertemu dengan seorang pria yang bekerja di sebuah taman yang luas. Menurutnya, siang hari sangat panas, lembab, dan lengket. Namun, pria tersebut tetap merawat tanaman tersebut, meski cuaca panas.
“Saya datang bersamanya dan bertanya apa yang kamu lakukan? Dia bilang aku sedang mengumpulkan lumut mati, aku merawat tamanku. Dan aku berkata, tapi tamanmu terlalu besar. Dia bilang aku mengambilnya. Saya merawat kebun saya selama 25 tahun, saya punya banyak waktu, “katanya. Juangma. Tukang kebun selalu mengutamakan perawatan tanaman agar dia punya banyak waktu nanti.
Hubungan mereka hanya berumur pendek, namun perkataan tukang kebun itu menjadi salah satu pelajaran terdalam dalam kehidupan Juang. “Itu benar-benar mengajari saya sesuatu. Tukang kebun ini mengabdikan dirinya pada pekerjaannya dan menjalani hidupnya. Dan ketika Anda melakukannya, Anda punya banyak waktu, ”katanya.
Dengan pembagian prioritas yang wajar pada masanya, Juan dapat fokus pada hal yang paling penting baginya, yaitu membantu karyawannya untuk tumbuh dan berkembang.
“Begitulah cara saya menghabiskan setiap pagi. Saya memulai setiap pagi dengan prioritas. Pada saat saya mulai bekerja, hari saya sudah sukses. Saya sudah menyelesaikan yang paling penting dan bisa mengabdi ketika orang meminta maaf karena telah membuat Anda khawatir, saya selalu bilang saya punya banyak waktu, “jelasnya.
Hormati orang tuamu
Jensen Juang lahir di Taiwan, kemudian pindah ke Amerika Serikat saat kecil bersama orang tuanya. Dalam sebuah wawancara, seorang pria berusia 61 tahun memuji orang tuanya yang telah mengantarkannya menuju kesuksesan. “Saya adalah produk impian dan cita-cita orang tua saya,” kata Juan.
Pada akhir tahun 1960-an, ayah Juang, yang saat itu berusia 30 tahun, pertama kali mengunjungi Amerika Serikat. Dia berangkat dari Taiwan ke New York untuk mengikuti program pelatihan karyawan. Ayah saya berjanji akan mengirim Jensen dan kakak laki-lakinya ke Amerika untuk kehidupan yang lebih baik.
“Pada tahun-tahun berikutnya, ibu saya mengajari kami bahasa Inggris untuk mempersiapkan diri. Lalu ibu saya sama sekali tidak mengerti bahasa Inggris, ”ujarnya.
“Setiap hari, dia secara acak memilih 10 kata dari kamus dan meminta kami menuliskannya dalam huruf dan memberi tahu dia artinya,” tambahnya.
“Dia tidak tahu apakah ucapan kami benar atau tidak. Namun impian ayah dan keinginan ibu agar kami sukses adalah sesuatu yang akhirnya membawa kami ke sini. Banyak yang harus saya lakukan, ”pungkasnya. Tonton “Video: Erica Tohir dan Bos Nvidia Jensen Juang”