Jakarta –
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan mempercepat pemulihan internet dan komunikasi di wilayah terdampak bencana Gunung Lewotobi Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bapak Prabunindya Revta Revolution, Direktur Departemen Informasi dan Komunikasi Massa Kementerian Komunikasi dan Teknologi mengatakan, langkah ini diambil untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap informasi yang akurat, mulai dari penanganan pengungsi hingga mempercepat pemulihan pasca bencana. . .
“Sesuai arahan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, kami berupaya menerapkan langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Teknologi, termasuk pemberian bantuan kepada seluruh korban bencana.” , jelasnya, dari siaran persnya, Senin (18/11/2024).
Berdasarkan hasil pantauan langsung di lapangan, selain penciptaan pusat informasi dan media juga mempercepat pemulihan komunikasi dan komunikasi. Penguatan sinyal, akses internet dan data serta penambahan bandwidth sangat diperlukan dalam situasi krisis bencana.
“Selain komunikasi publik, infrastruktur komunikasi juga menjadi prioritas Kemenkominfo. Di situasi penting seperti ini pertukaran informasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan, jangan sampai menghambat,” kata Prabu.
Pak Prabu mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan pejabat Komdigi dan pihak terkait seperti Komdigi Kementerian Komunikasi dan Akses Informasi, Direktorat Jenderal Pos dan Informatika, penyedia layanan komunikasi seluler, dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur. . Percepatan pemulihan transportasi dan komunikasi merupakan hal yang mendesak.
“Ingatlah korban bencana seperti orang tua yang tidak bisa bekerja, anak yang tidak bisa sekolah harus dibantu, tidak hanya secara materi, tapi juga psikis untuk pulih pasca bencana. Dapatkan informasi tapi juga relasi”, dapat diberikan Top Pendidikan dan Manajemen kepada korban, khususnya anak-anak,” jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur, Heronimus Lamawuran mengatakan dalam acara yang sama, hingga Minggu (17/11), terdapat 12.987 pengungsi di enam tempat. Ia mengatakan, Posko memiliki kendala komunikasi karena keterbatasan kapasitas jaringan.
Akibat ledakan tersebut, banyak pusat komunikasi yang terkena dampak parah, termasuk stasiun Basic Transceiver (BTS) dan menara milik BAKTI, mengakibatkan kualitas jaringan berubah, 13 menara BTS saja Tapi empat menara beroperasi dengan baik sementara yang lainnya tidak stabil. “akibat pasokan listrik yang tidak stabil,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Elektronik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur Petrus Robby Tulus menambahkan, kebutuhan migrasi yang semakin besar juga menambah beban jaringan dan menyebabkan trafik. Penyumbatan. Situasi ini membuat layanan komunikasi menjadi kurang memadai.
“Di lapangan segera memperkuat sinyal operator,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihak berharap agar perusahaan seluler yang beroperasi di lapangan dapat meningkatkan koneksi dengan cepat, khususnya di dua desa utama yaitu Desa Kong Nga dan Desa Borikan.
Dari 32 perangkat Internet milik Bakti, satu unit rusak karena terkena dampak langsung ledakan, namun 31 unit lainnya juga mengalami kendala akibat debu di lapangan sehingga harus dimatikan akibat kerusakan listrik terus menerus dan delapan unit mati Direlokasi ke enam posisi “yang meningkatkan keberadaan komunikasi di kawasan itu, namun perlu ditingkatkan tenaganya”, pungkas Robby. Saksikan video “Update Video BNPB Erupsi Gunung Lewotobi, Manusia: Korban Nyawa – Terdampak” (agt/fay)