Jakarta –
Robin Zeng, pendiri produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia, “menyerang” Elon Musk. Menurutnya, Musk belum mengetahui cara membuat baterai yang benar.
Zeng, presiden Contemporary Amperex Technology (CATL) mengatakan baterai dengan teknologi 4.680 sel silinder yang diprediksi Musk akan gagal atau mustahil berhasil. Ia pun mengaku pernah bertengkar dengan Musk di China pada April lalu.
“Kami bertengkar keras dan saya tunjukkan padanya. Dia diam saja. Dia tidak tahu cara memperbaiki baterainya,” kata Zeng, seperti dikutip detikINET Reuters, Senin (18/11/2024).
Tabel 4680 sel baterai saat ini digunakan di sejumlah kendaraan Tesla, termasuk Cybertruck. Musk mengklaim 4680 memiliki kekuatan lima kali lebih besar, dan Tesla mengklaim 100 juta sel baterai tersebut telah diproduksi.
Laporan lain menyebutkan bahwa Musk memberi waktu kepada tim untuk mengerjakan baterai hingga akhir tahun 2024 untuk menyelesaikan biaya dan masalah lainnya.
Baterai CATL, sebaliknya, digunakan di banyak kendaraan listrik, mulai dari Tesla buatan China hingga Ford Mustang Mac-E dan F-150 Lightning di Amerika Utara.
Keistimewaan CATL adalah baterai lithium iron phosphate (LFP), yang memiliki kepadatan energi lebih rendah dibandingkan sel silinder, sehingga menawarkan jangkauan yang lebih pendek dibandingkan Tesla lainnya.
Meski menyerang Musk karena tidak memahami baterai, Zeng mengaku Musk memiliki pemahaman yang baik tentang chip, software, hardware, dan berbagai hal mekanis lainnya.
Namun, menurut Zeng, Musk sering kali tidak memberikan janji. Terutama soal teknologi “Full Self Driving”.
“Mungkin sebenarnya butuh waktu lima tahun. Tapi katanya dua tahun. Saya langsung tanya kenapa dia melakukan itu. Katanya dia ingin menginspirasi rakyatnya,” jelas Zeng. Tonton video “Video: Elon Musk sumbang Rp 15 miliar jelang pemilu presiden AS yang akan menghasilkan Selatan” (asj/afr)