Jakarta –
Gunung Fuji menunjukkan anomali salju yang baru muncul pada awal Oktober. Apa penyebabnya?
Dikutip dari BBC, Selasa (11/5/2024) Gunung Fuji biasanya mulai turun salju pada awal Oktober. Namun tahun ini, gunung tertinggi di Jepang yang tingginya 3.776 meter dan disakralkan bagi masyarakat setempat itu tidak pernah tertutup lapisan salju hingga akhir Oktober. Fakta ini belum pernah terjadi selama 130 tahun.
Salju pertama kali terlihat pada tahun 2023 di puncak Gunung Fuji, barat daya ibu kota Tokyo, pada tanggal 5 Oktober, AFP melaporkan. Jepang mengalami rekor musim panas terpanas tahun ini, dengan suhu antara bulan Juni dan Agustus 1,76 derajat Celcius di atas rata-rata tahun 1991-2020.
Suhu di bulan September terus lebih tinggi dari perkiraan karena angin subtropis dari utara memungkinkan udara selatan yang lebih hangat mengalir ke Jepang.
Hampir 1.500 wilayah mengalami apa yang diklasifikasikan oleh Asosiasi Meteorologi Jepang sebagai hari-hari yang “sangat panas” – dengan suhu mencapai atau di atas 35 derajat pada bulan lalu. Faktanya, suhu harus mendekati titik beku agar hujan dapat berubah menjadi salju.
Pada bulan Oktober, suhu tinggi di Jepang sedikit menurun, namun masih lebih hangat dari biasanya.
Menurut pencatatan salju di gunung tersebut, yang telah dilakukan sejak tahun 1894, kurangnya salju menjelang bulan November menandai periode terpanjang dalam setahun sebelum salju akhirnya turun di Gunung Fuji.
Peramal cuaca dari Biro Meteorologi Kofu Yutaka Katsuta mengatakan rekor sebelumnya terjadi pada 26 Oktober. salju yang tercatat terlihat dua kali – pada tahun 1955 dan 2016.
Meskipun suatu peristiwa tidak dapat secara otomatis dikaitkan dengan perubahan iklim, kurangnya salju di Gunung Fuji konsisten dengan prediksi para ahli iklim sebagai akibat dari pemanasan global. Tonton videonya: Gunung Fuji Menunjukkan Lebih Banyak Salju (fem/fem)