Jakarta —
Tren kasus kanker usus besar di Indonesia dilaporkan terus meningkat, bahkan di kalangan generasi muda. Kanker usus besar merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi ke-5 di Indonesia, dengan rekor jumlah kasus baru mencapai 34.189, menurut Global Cancer Observatory (Globocan).
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD mengingatkan tren kasus kanker semakin banyak terjadi pada usia 40 tahun ke bawah. Rasio ini jelas berbeda dengan catatan lima hingga sepuluh tahun lalu yang hampir didominasi oleh lansia.
“Tren kasus kanker usus besar di kalangan anak muda semakin meningkat karena gaya hidup, sekarang masyarakat sering punya gadget sehingga malas bergerak, pola makan steak, daging, beef steak ada dimana-mana, apalagi kurang makan sayur. cuma 60″ keatas, tapi di umur 20an juga ada yang mulai kena kanker kolorektal, dan umur 30an, 40an itu lumrah. “, kata Profesor Ari saat ditemui detikcom di Gedung Smesco, Pankoran, Jakarta Selatan. Sabtu (16/11/2024).
“Dan faktor risiko lainnya: kita masih banyak merokok, satu dari tiga orang dewasa merokok, obesitas tinggi sehingga menyebabkan kanker kolorektal (usus besar) yang cenderung terjadi pada usia lebih muda,” lanjutnya.
Sayangnya, 70 persen kanker usus besar terdeteksi pada stadium lanjut. Akibatnya, peluang kesembuhan turun di bawah 50 persen.
“Biasanya ketika gejala muncul, mereka sudah berada pada stadium lanjut. Proporsi anak muda yang menderita kanker saat ini hampir 50:50,” jelas sang profesor. Juga.
Gejala yang sering tidak disadari antara lain sulit buang air besar, pendarahan saat buang air besar, dan munculnya massa tumor.
“Untuk itu skrining ini penting. Oleh karena itu, kami meminta pemerintah segera melakukan skrining massal yang juga terkait dengan skrining kolorektal,” tutupnya. Tonton video “Uban padahal masih muda, kok bisa?” (naf/naf)