Jakarta –
Jaringan Peringatan Pestisida Heboh Thai (Thai-PAN) telah mengeluarkan peringatan mengenai deteksi residu pestisida di atas batas aman pada produk anggur muscat Thailand. Sebagian besar sampel yang dikumpulkan diduga mengandung residu kimia
Setelah dilakukan uji laboratorium, ditemukan 14 residu bahan kimia berbahaya dengan konsentrasi melebihi batas aman 0,01 mg/kg. Pemeriksaan tersebut menemukan total 50 residu bahan kimia, 22 di antaranya tidak diatur oleh undang-undang Thailand, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.
Temuan ini pun mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil langkah strategis untuk memantau peredaran buah tersebut. Residu serupa dikhawatirkan juga ditemukan pada produk pala yang beredar di Indonesia
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan atau temuan adanya residu pestisida dari anggur muscat yang berkilau. Namun, ia menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan pemeriksaan.
Menurutnya, hal ini penting guna menghindari risiko kesehatan yang mungkin timbul akibat residu pestisida jika ditemukan.
Namun kami akan bekerja sama dengan Badan Karantina Kementerian Pertanian jika masuk ke negara kami, kata Taruna usai ditemui awak media di Gedung DPR-RI, Selasa (29/10/2024 BPOM untuk pengambilan sampel).
Selain berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, BPOM juga berencana mengambil sampel di pasar dan toko. Hal ini memungkinkan kita untuk melihat secara langsung apakah terdapat residu pestisida pada produk muscat besar di Indonesia.
“Pada saat yang sama, Badan POM akan melakukan tahap selanjutnya yaitu mencicipi beberapa toko atau pasar yang mungkin berdampak pada masyarakat,” lanjut Taruna.
BERIKUTNYA: Paparan residu pestisida
Saksikan video “Video: Bapan Pastikan Anggur Muscat Kilau di RI Aman Dikonsumsi” (avk/kna)