Jakarta –
Ada heboh di media sosial atas penarikan kembali artis-artis papan atas Tanah Air. ‘Kompetisi Mirip Nicolas Saputra’ yang baru-baru ini viral sukses menyita perhatian warganet.
“Secara pribadi, menurutku hidung dan mataku mirip Nicholas Saputra,” kata Dodo yang memenangkan kontes mirip aktor pemeran Ranga di WhatsApp With Love.
Terlepas dari fenomena tersebut, terkadang seseorang menemukan saudara kembarnya padahal mereka tidak berkerabat. Menurut para peneliti, hal ini ada hubungannya dengan afinitas DNA antar manusia.
Dr. Manel Estelar, peneliti di Josep Carreras Leukemia Research Institute di Barcelona, Spanyol, mempelajari sekitar 36 orang yang identik tetapi tidak memiliki hubungan darah. Ia menemukan 16 orang dengan wajah yang sangat mirip, salah satunya dibuktikan dengan algoritma perangkat lunak.
“Kita dapat melihat bahwa orang-orang yang sama sebenarnya memiliki beberapa varian genetik yang serupa. Dan hal ini sangat umum terjadi di antara mereka,” kata Dr. kata Esteller seperti dikutip CNN.
“Jadi mereka punya varian genetik yang terkait dengan kesamaan bentuk hidung, mata, mulut, bibir, bahkan struktur tulang. Dan itulah kesimpulan utama bahwa genetika menghubungkan mereka,” lanjutnya.
Meski ada kemiripan secara fisik, Dr. Esteller menemukan perbedaan di antara partisipan dalam penelitiannya. Ketika para peneliti mengamati apa yang disebut epigenom si kembar, mereka menemukan perbedaan.
Epigenetika sendiri merupakan bidang penelitian yang mempelajari bagaimana lingkungan dan perilaku dapat menyebabkan perubahan fungsi gen manusia. Kemudian, ketika para ilmuwan memeriksa kembali mikrobioma pasangan yang terlihat sangat mirip, ternyata mikrobioma tersebut juga berbeda.
“Hasil ini tidak hanya memberikan wawasan tentang genetika yang menentukan wajah kita, tetapi mungkin juga berdampak pada pembentukan karakteristik antropometri lain dan bahkan ciri-ciri kepribadian pada manusia,” kata studi tersebut
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Ukuran sampelnya kecil, jadi sulit untuk mengatakan apakah hasil ini akan berlaku untuk kelompok orang serupa yang lebih besar. Namun, para peneliti yakin temuan mereka akan diterapkan pada kelompok yang lebih besar.
Penelitian ini juga berfokus pada pasangan yang sebagian besar berasal dari Eropa, sehingga tidak jelas apakah hasilnya akan sama pada pasangan dari negara lain. Simak video “Video: Pengertian PPOK dan Penyebabnya” (kna/kna)