Jakarta –
Paparan bisphenol A (BPA) dalam jangka panjang berbahaya bagi kesehatan. Dokter mengatakan hal itu mempengaruhi pertumbuhan anak.
Efek berbahaya BPA bagi tubuh telah dibuktikan dalam berbagai penelitian, kata dr Ulul Albab, SpOG, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI), yang juga merupakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Sebenarnya ada peringatan bahwa BPA berbahaya karena digunakan pada tahun 1950-an, kata Dr Ulul di Forum Pimpinan Datikcom di Jakarta Selatan, Rabu (30/10). Banyak negara Eropa yang sebenarnya sudah melarang BPA. . / 2024).
“Kami mengetahui sekitar 130 penelitian yang menunjukkan BPA berbahaya dalam jangka panjang,” tambahnya.
Dr. Menurut Ulul, beberapa peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) mengatur penggunaan BPA pada kemasan produk makanan. Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 Mengubah Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Pelabelan Pangan Olahan.
Aturan tersebut menyarankan pemberian label yang menunjukkan bahwa produk tersebut bebas BPA, mengandung BPA, atau mengandung BPA. Menurut Dr Ulul, kebijakan ini patut didukung.
“Paling tidak tanda ini menjadi sebuah langkah, karena belum pernah terjadi sebelumnya dan harus kita coba,” tutupnya.
Dr. Ulul mengatakan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari bahaya paparan BPA. Termasuk dalam memilih kemasan bahan makanan.
“Hindari penggunaan kembali botol atau kemasan [plastik], hindari merebus atau menggunakan bahan kimia tertentu, dan menyikat gigi karena dapat merusak mikroplastik,” ujarnya.