Jakarta –

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan Indonesia akan menerima Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 67 triliun rupiah dari program ekspor pasir laut. Hal tersebut diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan (MPF) Sakti Wahyu Trenggono saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Pria yang diketahui bernama Trenggono itu mengatakan, angka pendapatan tersebut melebihi batas anggaran tahun 2025 yang diterima kementeriannya. Ekspor pasir laut sendiri tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Sedimen Laut. Peraturan turunannya kemudian diterbitkan yakni Keputusan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 Tahun 2024 dan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2024.

“Salah satu contoh dari PP yang kami keluarkan, jika kita bisa mengekstraksi 1 miliar meter kubik untuk reklamasi saja, maka negara mendapat Rp 67 triliun. Wah, saya kira Rp 67 triliun itu 10 kali lipat dari anggaran KKP. KKP (anggarannya) hanya Rp 6,2 triliun,” kata Trenggono.

Dijelaskannya, pemahaman tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nelayan. Pasalnya, ia menilai pendapatan nelayan Indonesia masih di bawah bahkan minus upah minimum regional (UMR).

“Sedikitnya pendapatan pemerintah akan membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan. Setelah 79 tahun merdeka, nilai tukar nelayan hanya sebesar itu. Nilai tukar adalah banyaknya rupiah yang dikeluarkan untuk modal, dibagi pendapatan, dibagi keuntungan, modal, tentu saja, ditambah bunga, dan ditambah dengan biaya. “Kesehariannya sama dengan yang saya hitung di bawah UMR, minus genap,” jelas Trengono.

Trengono mengatakan, pihaknya mendapat hikmah dari peningkatan kesejahteraan nelayan mulai dari Selandia Baru hingga Norwegia. Dari sini, Trenggono menyimpulkan perlunya intervensi negara.

“Bayangkan bagaimana caranya menaikkan (nilai tukar nelayan). Saya belajar di Selandia Baru, di Norwegia itu hanya salah satu intervensi pemerintah. Jadi kalau sifat masyarakatnya adalah meningkatkan produktivitas, intervensi pemerintah. Saya melakukannya dengan cara modern di desa. Binyeri, desa nelayan, sedang kami lakukan,” tambah Trengono.

Tonton juga videonya: Menteri Kelautan menyebutkan alasan dimulainya kembali ekspor pasir laut

(putaran/putaran)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *