Jakarta –
Badan Epidemi Indonesia meminta persetujuan Komite Keempat DPR RI untuk menambah anggaran tahun 2025 sebesar Rp397,5 miliar. Hal itu diungkapkan Sahat Manaor Panggabean, Direktur Kantor Karantina Indonesia.
“Kami berharap total biaya kenaikannya sebesar Rp 397 miliar dan ditanggung semua. Padahal, hal itu sudah kami sampaikan pada rapat terakhir,” ujarnya saat rapat dengan Komite Keempat DPR RI di Jakarta Pusat. Rabu yang diumumkan dalam rapat tersebut.
Dalam pemaparannya, tambahan anggaran tersebut akan dialokasikan sebesar Rp29,2 miliar untuk penguatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), Rp43 miliar untuk digitalisasi layanan, dan Rp305 miliar untuk revitalisasi laboratorium.
Kemudian Rp9,1 miliar untuk Karantina di Kalimantan, Rp6,2 miliar untuk Pemodelan Dua Pelabuhan Tul, dan Rp5,1 miliar untuk karantina bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah/koperasi yang bisa mengekspor Pemodelan Klinik sebesar Rp5,1 miliar.
Sementara itu, Badan Epidemi Indonesia mendapat anggaran sebesar 1,4 triliun rupiah untuk tahun 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menargetkan pihaknya bisa mencetak Pendapatan Nasional Bebas Pajak (PNBP).
“Pendanaan program Barantin Rp1,4 triliun. Ini anggaran kita yang terdiri dari Rupiah murni dan PNBP. Kita juga mendapat tantangan dari Menteri Keuangan untuk PNBP Rp221 miliar,” tutupnya.
Lihat juga video: Tanggapan lembaga karantina terhadap aturan impor anggur Sunny Muscat
(dengan/gambar)