Jakarta –
Aplikasi Tiongkok Temu baru-baru ini dilarang menjalankan bisnisnya di Indonesia dan aplikasinya juga diblokir karena khawatir dapat mengancam UMKM lokal. Rupanya hal itu menjadi bahan berita di luar negeri.
Media terkenal Inggris The Guardian menerbitkan judul “Aplikasi belanja murah yang ‘mengejutkan’ dari Tiongkok, Temu, menemui hambatan di Asia Tenggara.” Mereka mengatakan Temu, yang dikenal dengan diskon besar-besaran dan pemasaran viral, mendapat masalah dengan regulator karena mengancam perusahaan lokal.
“Indonesia memerintahkan penghapusan Temu dari toko aplikasinya pada bulan Oktober, sebuah langkah yang dikatakan akan melindungi pedagang kecil di sana. Pekan lalu, Vietnam mengancam akan melarang Temu dan toko fesyen Tiongkok lainnya, Shein, pada akhir bulan ini akan melarangnya dan mengatakan bahwa mereka akan melarangnya. tidak disetujui untuk bisnis di negara ini,” tulis mereka.
Membanjirnya produk-produk buatan Tiongkok yang lebih murah merugikan perusahaan-perusahaan lokal yang tidak dapat mengalahkan kecepatan, kualitas, atau harga yang ditawarkan secara online. “Pertemuan tersebut telah menjadi sumber kekhawatiran bagi setiap regulator, yang kini di mana-mana khawatir mengenai apakah peraturan mengenai impor lintas batas harus diubah,” kata Simon Torring, pengamat di Cube.
FYI, Temu menjalankan model bisnis e-commerce dari pabrik ke konsumen, dan ada kekhawatiran bisnis ini akan membuka pintu impor dalam skala besar ke Indonesia.
Temu memang cukup agresif memperluas kehadirannya di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat dan Eropa. Di Asia Tenggara, mereka akan mulai memasuki Filipina dan Malaysia pada tahun 2023, serta Thailand, Brunei, dan Vietnam pada tahun ini.
Menurut analisis Bain & Co., meningkatnya konsumerisme kelas menengah di Asia Tenggara menjadikan kawasan ini sebagai pasar yang ideal, dengan pendapatan belanja online mendekati $160 miliar pada tahun 2024.
Pertumbuhan ini terjadi pada saat yang tepat bagi Temu untuk melanjutkan pertumbuhan internasionalnya seiring dengan melambatnya perekonomian Tiongkok “Di Tiongkok, pertumbuhannya stagnan dibandingkan tahun 2010, namun sangat kompetitif, sehingga para pemain harus mencari cara lain untuk tumbuh, seperti misalnya. pasar luar negeri,” katanya.
Melambatnya perekonomian justru menyebabkan pabrik-pabrik di China kelebihan kapasitas sehingga pemasok menjual Temu dalam jumlah besar dan harga murah sehingga membuat Temu semakin populer.
The Guardian sendiri memberitakan bahwa pemerintah Indonesia adalah yang paling tegas di Asia Tenggara dalam mengatur aplikasi luar negeri untuk melindungi UMKM lokal. Simak video “Video: Budi Arie Larang Keras e-commerce ‘Temu’ Masuk Indonesia” (fyk/fyk)