Jakarta –
Jepang sedang pusing dengan pariwisata yang berlebihan. Oleh karena itu, ada wisatawan yang melakukan kekerasan di antara wisatawan yang datang.
Pada bulan September, sekitar 27 juta wisatawan mengunjungi Jepang. Ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah wisata sakura.
Pengeluaran wisatawan sepanjang tahun ini menyumbang $5,86 triliun (sekitar $37,5 miliar) terhadap perekonomian Jepang.
Seperti ditulis The Star, Senin (18/11/2024), sayangnya Anda mendapat lebih dari sekadar keuntungan. Sebuah kelompok tamasya sedang bekerja. Vandalisme, mabuk-mabukan di tempat umum, dan masalah pariwisata berlebihan antara lain terjadi di destinasi wisata populer.
Jepang juga mencari cara terbaik untuk menangani peningkatan pengunjung dan mereka yang melanggar aturan.
Polisi Metropolitan Tokyo mengonfirmasi penangkapan seorang pria berusia 65 tahun asal Amerika Serikat yang dituduh mengukir huruf alfabet di pilar gerbang torii di Kuil Meiji Jingu pada hari Selasa. (12/11). Tersangka dan keluarganya tiba di Jepang sehari sebelumnya untuk berlibur.
Menurut media setempat, rekaman CCTV menunjukkan pria tersebut mengukir lima huruf yang melambangkan nama keluarganya di tiang kayu dengan kuku jarinya. Polisi menahannya di hotel tempat dia menginap.
Staf diplomatik Amerika Serikat mengunjungi rekan senegaranya dan menawarkan bantuan konsuler. Meskipun mereka menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang kasus tersebut karena masalah privasi.
Insiden ini menyusul dua insiden lain tahun ini yang melibatkan vandalisme pilar di Kuil Yasukuni di Tokyo, yang terkait dengan sejarah Jepang pada Perang Dunia II. Polisi Jepang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap tiga warga negara Tiongkok yang dicurigai terlibat.
Pada bulan Oktober, seorang aktivis kebugaran asal Chile memicu kontroversi setelah memposting video dirinya melakukan pull-up di dekat gerbang torii, simbol budaya Jepang. Video itu kemudian dihapus dan dia meminta maaf.
Meningkatnya jumlah wisatawan di Jepang memaksa pihak berwenang mengambil tindakan drastis untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas dan sampah.
Pada bulan Mei, sebuah kota kecil dekat Gunung Fuji memasang penghalang untuk menghalangi pemandangan gunung suci yang menjadi viral di media sosial. Penjaga taman di Gunung Fuji juga mulai memberlakukan biaya masuk dan membatasi jumlah pengunjung pertama kali untuk mengurangi dampak overtourism.
Pada bulan Oktober, distrik Shibuya di Tokyo menutup patung anjing Hachiko yang terkenal dan melarang minuman keras di jalan untuk mencegah keramaian dan kekacauan yang biasanya terjadi selama perayaan Halloween. Saksikan video Bagaimana Kemenparekraf Cegah Pariwisata Berlebih Saat WWF Tuan Rumah Bali (upd/fem)