Jakarta –
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru-baru ini menerbitkan data yang menunjukkan adanya peningkatan angka kejadian diabetes pada anak. Dibandingkan tahun 2010, pada Januari 2023 jumlah anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat.
Makanan dan minuman manis menjadi salah satu penyebab diabetes pada anak. Jika anak terlalu banyak makan makanan manis, ia akan mudah marah. Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan anak mudah tersinggung karena kadar gula darah meningkat yang pada akhirnya menyebabkan perilaku hiperaktif pada anak.
Anggota Unit Koordinasi Endokrinologi IDAI (UKK) Dr. Siska Mayasari Lubis, MKed(Ped), SpA(K) Dr.
Dokter Siska mengatakan, “Tidak mungkin kita bisa mengurangi makanan dan minuman manis hingga nol. Makanya kita harus menguranginya secara perlahan, bertahap. Tujuannya agar anak tidak menjadi pahit.” di. Temu media IDAI, Selasa (26/11/2024).
Dokter Siska mengatakan, sebaiknya orang tua mendidik anaknya secara lembut tentang bahaya terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis.
Khusus untuk anak sekolah, Dr. Siska menghimbau para orang tua untuk lebih aktif dalam makan dan minum di kantin.
Kata Dokter Siska, “Kita bisa evaluasi, makanan apa yang kita punya di sekolah, apa yang kita beli. Misalnya dia bilang, “Oh, saya beli jus buah, saya beli jus kaleng (kemasan), saya beli susu coklat rasa.”
Jadi dari apa yang dimakan anak setiap hari, kami (orang tua) bisa menilai apakah anak saya terlalu banyak gula, lanjutnya.
Selain itu, para orang tua juga disarankan untuk memeriksakan penyakit diabetes pada anaknya. Menurut Dr. Siska, skrining ini dianjurkan dimulai pada anak usia 10 tahun ke atas. Saksikan video “Video: Lihat! Ini Tanda-tanda Anak Menderita Diabetes” (dpy/kna).