Jakarta –
Indonesia kemungkinan akan kehilangan devisa sebesar $90 triliun karena hampir dua juta orang mencari perawatan medis di luar negeri. Hal itu disampaikan Menteri BUMN saat peninjauan Kawasan Ekonomi Khusus (KK) Sanur.
Eric melalui akun Instagram @erickthohir mengatakan pemerintah harus turun tangan untuk mencegah kemungkinan hilangnya devisa, salah satunya dengan penyediaan fasilitas kesehatan berstandar internasional di Sanur KK.
Eric berpendapat pariwisata di Bali harus didukung dengan standar kesehatan yang tinggi. Pasalnya, Bali merupakan kota wisata yang kerap menarik perhatian tokoh-tokoh internasional.
“Karena kita tahu banyak bintang internasional, termasuk bintang film, bintang sepak bola, dan banyak wisatawan yang membutuhkan layanan kesehatan internasional. Sekitar 2 juta orang Indonesia berobat di luar negeri dan kita akan rugi Rp 90 triliun. Lalu kenapa? Kita tidak campur tangan?” kata Eric seperti dikutip Jumat (22/11/2024).
Ia juga berencana mengundang Presiden Prabowo Subanto pada Maret mendatang setelah pembangunan rumah sakit di kawasan itu selesai. Eric mengatakan hotel-hotel di kawasan itu berjalan dengan baik.
“Hotelnya sendiri sekarang sudah berfungsi dengan baik. Sanur itu kawasan wisata yang dibangun Presiden Sukarno. Lihat dulunya taman, tapi sekarang jadi lobi hotel. Bersejarah juga,” jelas Eric.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya untuk mempromosikan pariwisata di Bali. Tak hanya di Ubud, Nusa Dua, dan Kuta, mereka juga berupaya mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara ke Sanur.
“Kami berusaha membangun kembali pariwisata milik pemerintah di Bali. Bukan hanya Ubud, Nusa Dua, dan Kuta, tapi juga Sanur yang sempat terlupakan asal usulnya. Makanya kami membangun kembali kawasan ekonomi khusus ini untuk mencoba menarik wisatawan kembali ke Sanur. Eric menambahkan.
(kg/kg)