Jakarta –
Lexus merupakan brand premium yang identik dengan jet set. Bahkan, hampir seluruh harga produknya di atas Rp 1 miliar. Lantas, apakah konsumen Lexus masih membutuhkan insentif seperti insentif mobil hybrid?
Bansar Maduma selaku General Manager (GM) Lexus Indonesia mengatakan konsumen Lexus di Indonesia minim sensitivitas harga. Jadi mereka akan tetap membeli kendaraan dengan atau tanpa insentif.
“Jadi soal harga perlu atau tidak? Dari segi daya beli konsumen tentu tidak ada dampaknya, tapi ini menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada satu teknologi untuk menurunkan emisi. Kita akan promosikan emisi. konsumen, kata Bansar kepada Deticoto di ICE BSD, Tangsel.
Lebih detailnya, Bansar menegaskan, bukan persoalan konsumen membutuhkannya atau tidak. Meski demikian, dia mengapresiasi rencana pemerintah yang memberikan insentif bagi mobil hybrid. Hal ini membuktikan bahwa pemangku kepentingan tidak hanya fokus pada satu teknologi, namun terbuka terhadap pilihan lain.
“Sebenarnya bukan soal perlu atau tidak, tapi kami di Lexus tentu menyambut baik rencana pemerintah tersebut, sehingga pemerintah akan fokus pada semua teknologi yang bisa menurunkan emisi. Kami menyambut baik karena kami mewakili semua teknologi yang bisa menurunkan emisi. emisi,” katanya.
Lexus sebenarnya lebih dominan dalam penjualan mobil hybrid dibandingkan bensin di Indonesia. Bahkan hampir seluruh mobil yang mereka pasarkan di Tanah Air menggunakan teknologi ramah lingkungan tersebut.
Sebelumnya, rencana pemerintah memberikan insentif mobil hybrid disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita menjelang berakhirnya pembukaan pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2024.
“Insentif untuk hybrid juga sudah kita usulkan dan akan kita bahas dalam waktu dekat, nanti dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian). Kita sudah siapkan, tidak hanya untuk mobil listrik (electric vehicle). Tapi juga untuk hibrida,” kata Agus.
Ia menambahkan, rencana insentif tersebut merupakan langkah pemerintah sebelumnya dalam menerapkan Program Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) di masa pandemi COVID-19.
“Insentifnya apa, bisa PPnBM DTP, dan sebagainya. Berapa, tolong jangan tanya sekarang. Karena masih dibicarakan internal pemerintah,” ujarnya.
“Kalau kita sudah sepakat dengan pemerintah secara internal, saya kira kita bisa meluncurkan jalur ini dengan sangat efektif pada awal tahun depan,” tambahnya. Simak video “Tampilan Konsep Sport Elektrifikasi Lexus yang Tampil di GIIAS 2024” (sfn/lth)