Jakarta –
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyatakan keprihatinannya bahwa negaranya telah menjadi sasaran uji senjata baru Rusia. Hal ini terjadi setelah hampir 500 drone dan lebih dari 20 rudal Rusia menghantam Ukraina dalam satu minggu.
Oreshnik, rudal hipersonik baru Rusia yang masih dalam tahap uji coba, telah menghantam kota Dnipro. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Oreshnik tidak dapat dihentikan dan pihaknya akan terus menguji senjata serupa.
Selain itu, Zelenskyy juga prihatin dengan serangan drone Shahed buatan Rusia yang terus berlanjut di Iran. Dalam waktu dekat, Rusia mengirimkan sekitar 460 drone ke wilayah udara Ukraina.
“Ukraina bukanlah tempat uji coba senjata, ini adalah negara yang berdaulat dan merdeka. Namun Rusia terus membunuh rakyat kami, menyebarkan ketakutan dan teror, serta berusaha melemahkan kami,” detikINET mengutip Guardian, Selasa. 26 November 2024).
Ukraina mengatakan Rusia telah mendirikan dua pabrik di Tatarstan, sekitar 1.200 kilometer dari perbatasan Ukraina, untuk membuat drone Shahed 136 sayap Delta, yang oleh Moskow disebut Geran-2. Produksi dilaporkan mencapai ratusan per minggu.
Drone tersebut sering diterbangkan di Ukraina segera setelah produksinya berakhir. Drone lebih mudah ditembak jatuh atau dinetralkan dibandingkan rudal, namun begitu drone mencapai target, hulu ledaknya yang berbobot 50 kg dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Menurut militer Kiev, 2.023 drone Shaheed dikerahkan di Ukraina pada bulan Oktober, jumlah terbesar. Data minggu lalu menunjukkan tingkat serangan serupa di Kiev dan kota-kota besar lainnya terjadi hampir dalam semalam, membuat masyarakat yang lelah terbangun oleh peringatan akan adanya invasi.
Rusia terus memodifikasi drone-nya agar lebih berbahaya. Zelenskyy mengatakan Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara. “Kami bekerja sama dengan mitra kami untuk melakukan hal ini. Penguatan pertahanan udara sangat penting,” ujarnya.
Drone Shaked 136 relatif murah, masing-masing berharga sekitar $4 juta, sehingga tidak cocok untuk meluncurkan rudal Patriot. Pasukan khusus Ukraina sering menggunakan senapan mesin untuk menghancurkan mereka.
Para ahli Ukraina juga berupaya mengembangkan pesawat murah dengan biaya kurang dari $1.000 yang dapat menjatuhkan Shaheed. Namun tugas Shaheed menjadi sulit karena turbulensi dalam penerbangannya berdampak pada drone kecil tersebut. Tonton video “Hotel Kryvyi Rih Dihancurkan oleh Rudal Rusia” (fyk/fay)