Jakarta –

Wakil Menteri Investasi dan Pembangunan/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Dodotua Pasaribu mengatakan Indonesia perlu merealisasikan investasi sebesar Rp13,528 triliun dalam lima tahun ke depan untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi 8%.

Dodotua menegaskan, target investasi ini juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi 3,74 juta orang. Hal ini menjadi tujuan utama Kementerian Investasi dan Pembangunan/BKPM untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Ada tiga hal yang utama jika kita berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi di angka 8 persen, yang pertama adalah bagaimana kita dapat meningkatkan investasi dan terutama dalam konteks penurunan, yang kedua adalah berbicara tentang konsep penerapan sistem digital, tentu saja. konsep bagaimana memfasilitasi perekonomian dan investasi, dan “Ketiga, yang tidak begitu penting kita juga berbicara tentang dana ekonomi hijau,” jelas Todotua, dalam keterangannya yang dikutip Jumat (22/11 /2024).

Dalam pemaparannya, Todotua menjelaskan Asta Cita yang diusung Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan bottom line sebagai salah satu prioritas strategis untuk mendorong perekonomian berkelanjutan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemandirian negara melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Selain itu, pengembangan industri kreatif, penciptaan lapangan kerja yang lebih baik, dan penguatan kewirausahaan merupakan bagian dari strategi ini.

Dodotua juga menekankan pentingnya mengembangkan lebih banyak sumber daya manusia, termasuk di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, serta pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Menurut Todotua, banyak visi Asta Cita yang erat kaitannya dengan tanggung jawab dan wewenang Kementerian Investasi dan Pembangunan/BKPM, terutama dalam kelanjutan agenda akar rumput dan industri untuk memberikan nilai lebih bagi negara. Upaya-upaya tersebut merupakan landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

“Bagaimana kita bisa mengarahkan pemanfaatan sumber daya alam agar dapat memberikan nilai tambah, menambah pendapatan negara dan juga mendorong pertumbuhan negara,” tambah Todotua.

Selain itu, Kementerian Investasi dan Pembangunan/BKPM telah menyiapkan peta hilirisasi 28 produk strategis di delapan sektor utama. Program ini menawarkan kemungkinan investasi senilai 618,1 miliar dolar AS yang diperkirakan dapat menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 3 juta orang, serta meningkatkan kontribusi terhadap PDB Nasional (PDB) hingga 235,9 miliar dolar AS.

Dodotua juga mencatat bahwa Kementerian telah memperkenalkan sembilan program cepat yang berhasil untuk mendorong investasi dan mendukung daerah berpenghasilan rendah. Rencana tersebut mencakup peningkatan insentif keuangan seperti tax holiday, integrasi sistem digital antar kementerian, dan pengembangan bidang investasi strategis.

Bersamaan dengan itu, Kementerian juga fokus menyelesaikan kendala investasi, termasuk menangani permasalahan lima perusahaan yang total nilainya mencapai Rp 556 triliun. Rencana ini diharapkan dapat memberikan kepastian berusaha dan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi internasional.

Menurut Wakil Menteri Investasi dan Perampingan, Direktur CNN Indonesia Desi Anwar mengatakan, kunci untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi 8% dan kemiskinan 0% adalah dengan bertumpu pada investasi dan perampingan. Menjadi sebuah tantangan, khususnya bagi Kementerian Investasi dan Pengurangan Air Minum, untuk menarik minat investasi.

“Platform ini penting bagaimana kita bisa mencapai tujuan pembangunan sesuai harapan tapi tanpa merusak lingkungan, berkelanjutan dan berkelanjutan, ini tantangan yang lebih penting dimana kita bisa mendapatkan investasi,” tegas Desi.

Dalam sesi diskusi panel, banyak pemangku kepentingan yang mendukung percepatan investasi melalui perampingan berbasis ekonomi hijau. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menekankan pentingnya mengembangkan sektor ekonomi hijau sebagai tulang punggung pembangunan bangsa, dengan menggunakan kemampuan seperti mineral utama dan teknologi penangkapan karbon.

Sementara itu, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menekankan peran pengusaha daerah dalam membantu sungai, khususnya di luar Pulau Jawa, dengan fokus pada sektor pertambangan, migas, dan perkebunan. Pada saat yang sama, INDEF menekankan perlunya pendekatan “wortel dan tongkat” untuk memastikan kelanjutan investasi, termasuk insentif yang seimbang dan peraturan yang ketat. Forum ini menjadi inspirasi untuk menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk membangun peta jalan yang inklusif dan berkelanjutan.

Tonton juga videonya: Hasyim Soal Prabowo Targetkan Ekonomi Indonesia 8%: Saya Yakin Bisa Capai 9,5%

(biaya/fdl)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *