Jakarta –
Gangguan depresi mayor merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Orang dengan kelainan ini sering kali mengalami kecemasan, depresi, dan bahkan kesehatan fisik yang buruk.
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang menderita depresi berat. Namun, tidak perlu khawatir karena penyakit utamanya masih bisa diobati dengan berbagai cara.
Lalu apa penyebab depresi berat? Lalu bagaimana cara menghadapinya? Simak detailnya di artikel ini
Gangguan depresi mayor, disebut juga depresi klinis, adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang menderita depresi sehingga menyebabkan kondisi tersebut menjadi cemas, gelisah, dan tidak dapat dihibur. Kondisi ini dapat memengaruhi pola tidur, nafsu makan, dan kemampuan berpikir jernih.
Mengutip Klinik Cleveland: Gangguan depresi mayor bukan sekadar perasaan sedih yang tidak bisa dihilangkan. Agar seseorang dapat pulih dari depresi klinis, diperlukan pengobatan jangka panjang.
Gangguan depresi mayor adalah penyakit kronis, namun sering kali terjadi dalam episode yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Jika Anda menderita penyakit ini, Anda tidak perlu bersedih atau malu, karena depresi bukanlah suatu kelemahan atau sesuatu yang harus disembunyikan.
Oleh karena itu, para Detier membutuhkan bantuan segera untuk pulih dari gangguan depresi mayor. Perawatan yang paling umum untuk depresi termasuk pengobatan dan psikoterapi
Ada banyak gejala yang terjadi pada penderita depresi berat. Menurut situs Mayo Clinic, berikut beberapa gejalanya: perasaan sedih, putus asa dan putus asa dalam melakukan hobi, sulit tidur, sering kehilangan nafsu makan. Merasa cemas dan gelisah, sulit berkonsentrasi dan berpikir jernih, merasa bersalah atas kegagalan dan orang lain tidak bersyukur, terus-menerus memikirkan kematian dan mencoba bunuh diri. Banyak yang sering mengalami sakit punggung atau sakit kepala.
Orang dengan gangguan depresi berat mungkin mempunyai masalah serius dengan aktivitas sehari-hari seperti pekerjaan, sekolah, hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas. Beberapa orang terkena masalah psikologis ini dan mungkin menderita depresi atau depresi berat.
Ada banyak faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami depresi berat, antara lain: perubahan hormonal dalam tubuh, misalnya saat hamil, beberapa bulan setelah melahirkan, atau saat terkena tumor otak (neurotransmitter), yaitu. H. keadaan hormon yang dihasilkan otak, yang dapat mempengaruhi perasaan hati manusia
Meski sebagian orang percaya bahwa depresi berat bisa berlangsung seumur hidup, masalah kesehatan mental ini bisa ditangani dengan berbagai cara. Berikut adalah berbagai cara untuk mengobati depresi berat: 1. Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan melalui diskusi atau kolaborasi dengan ahli kesehatan mental, seperti psikolog dan psikiater. Pendekatan ini dapat mengatasi permasalahan dalam menghadapi beban emosi yang berlebihan, stres emosional, dan pikiran yang kacau.
Bentuk psikoterapi yang umum digunakan adalah CBY atau terapi perilaku. Lamanya periode ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan depresi. Minum obat
Selain psikoterapi, penderita depresi berat biasanya diberi resep antidepresan oleh dokternya. Obat ini dapat membantu mengubah kimia otak yang menyebabkan depresi.
Saat ini terdapat banyak sekali jenis antidepresan. Dokter akan memeriksanya terlebih dahulu agar dapat meresepkan obat yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Namun perlu diingat bahwa antidepresan seringkali memiliki efek samping saat digunakan. Terapi elektrokonvulsif (ECT)
Jika mengonsumsi antidepresan tidak membantu, pilihan lainnya adalah menjalani terapi elektrokonvulsif. Perawatan ini melibatkan aliran arus listrik lemah melalui otak, menyebabkan kejang sementara. Namun, terapi elektrokonvulsif aman dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Berikut ikhtisar gangguan depresi mayor, mulai dari penyebab, gejala, dan pengobatannya. Saya harap ini dapat membantu Detiers! Tonton video “Video: Orang yang Sering Mengeluh di Tempat Kerja, Ada Apa dengan Generasi Z?” (ilf/fds)