Jakarta –
Ketegangan geopolitik meningkat di seluruh dunia akibat kerusakan kabel bawah laut, infrastruktur penting yang mendukung konektivitas internet, di Laut Baltik. Siapa dalang peristiwa ini masih menjadi misteri meski diyakini disengaja.
Pemotongan kabel ini memicu peringatan tentang potensi perang hibrida terhadap infrastruktur penting di Barat di tengah eskalasi di Rusia dan Ukraina. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pekan lalu, dua kabel putus di Laut Baltik, memicu kecurigaan bahwa sistem komunikasi bawah laut bisa menjadi sasaran kerusakan di Eropa terkait konflik dengan Rusia. Salah satu kabelnya adalah C-Lion1, yang menghubungkan Finlandia dan Jerman dan dimiliki oleh Cinia, perusahaan yang dikendalikan Finlandia. Membentang hampir 1.200 km dan merupakan satu-satunya penghubung langsung antara Finlandia dan Eropa Tengah.
Kabel rusak lainnya menghubungkan Lituania dan Swedia, BCS East West Interlink. Perusahaan pemiliknya, Arlion, mengatakan lalu lintas data dialihkan ke jalur lain dan sedang berupaya memperbaiki kabelnya.
“Kejadian ini mengingatkan kita betapa pentingnya untuk tidak menganggap remeh konektivitas internet,” kata Andrius, chief technology officer Telia, Sabtu (30/11/2024), seperti dikutip detikINET CNBC.
Memperbaiki kabel bawah air memang tidak mudah. “Meskipun kita terhubung oleh jaringan fisik kabel serat optik yang kompleks di darat, topologinya menjadi lebih menantang saat kita menyelam ke lautan,” kata Andy Champagne, chief technology officer Akamai Labs.
Apa itu kabel bawah laut? Kabel bawah laut adalah kabel serat optik besar di dasar laut yang membawa data seperti halaman web, email, dan panggilan video antar benua. Kabel bawah laut adalah tulang punggung Internet global, yang membawa 99% lalu lintas data antarbenua dunia.
“Kabel bawah laut merupakan bagian penting dari infrastruktur negara, yang berfungsi sebagai penghubung telekomunikasi antar negara dan benua. Karena lokasinya, kabel ini rentan terhadap ancaman alam seperti korosi air asin dan tanah longsor, serta ancaman buatan manusia yang mungkin tidak disengaja. phishing atau sifat jahat lainnya,” kata Martin Lee, pakar Cisco Talos.
Siapa masternya? Investigasi sedang berlangsung dan pihak berwenang berusaha mengidentifikasi pelakunya dan dia tidak terkait dengan entitas atau negara mana pun. Penyidik menduga awak kapal Yi Peng 3 berbendera China sengaja memutus kabel dengan menarik jangkar ke dasar Laut Baltik.
Jerman, tanpa menyebutkan siapa tersangkanya, percaya bahwa pemotongan kabel sama saja dengan sabotase dan potensi perang hibrida. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan kerusakan tersebut disengaja.
“Tidak ada yang percaya bahwa kabel-kabel ini terputus secara tidak sengaja. Kita juga harus berasumsi, tanpa menyadarinya saat ini, bahwa itu adalah sabotase,” ujarnya baru-baru ini.
Menteri luar negeri Finlandia dan Jerman mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa insiden tersebut menimbulkan kecurigaan adanya kesengajaan dan penyelidikan menyeluruh sedang dilakukan. “Keamanan Eropa kita terancam tidak hanya oleh perang agresi Rusia terhadap Ukraina, namun juga oleh perang hibrida yang dilakukan oleh aktor-aktor jahat. Melindungi infrastruktur penting bersama kita sangat penting bagi keamanan dan ketahanan masyarakat kita,” kata mereka. Simak video “Jokowi Jelaskan Proyek Kabel Bawah Laut RI-AS Pantai Barat” (fyk/fay)