Jakarta –
Kementerian Kesehatan Singapura menyebutkan sekitar 53.000 pasien akan diberi resep antidepresan setiap tahun pada tahun 2022 dan 2023. Jumlah ini meningkat dari rata-rata 50.000 per tahun pada tahun 2017-2021.
CNA mengutip Kementerian Kesehatan Singapura yang menambahkan: “Secara keseluruhan, resep antidepresan SSRI atau inhibitor reuptake serotonin selektif meningkat pada tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5% dari 2018 hingga 2022”.
Ini setara dengan peningkatan sekitar 20% selama periode tersebut. Meskipun resep SSRI diperkirakan akan menurun sebesar 3,8% pada tahun 2023, para dokter dan dokter mengatakan bahwa mereka melihat semakin banyak anak muda yang mencari perawatan kesehatan mental karena pilek sejak dimulainya pandemi CCID-19.
Jika kita merinci usia pasien yang diberi SSRI, persentase orang muda berusia 18 hingga 24 tahun terus meningkat, dari 11,2% pada tahun 2017 menjadi 15,5% pada tahun 2021, dan kemudian menjadi 14% pada tahun lalu.
“Peningkatan antidepresan secara keseluruhan tidak mengejutkan karena beberapa alasan,” kata dokter tersebut kepada CNA.
Alasan lainnya adalah penyakit mental telah “distigmatisasi” di masyarakat Singapura. Dr Victor Kwok, direktur medis dan kepala psikiater di Private Space Medical, mengatakan bahwa dia telah melihat banyak anak muda datang ke klinik sendirian setelah epidemi, biasanya dengan rasa kesadaran diri.
“Pasien muda ini mampu mengenali gejalanya dan menganalisis penyebabnya,” katanya.
Baca Juga: Tonton video “Video: Orang Selalu Mengeluh di Tempat Kerja, Ada Apa dengan Gen Z?” (kesuksesan/kemakmuran)