Jakarta –
Subsidi pengguna untuk pertalite dan solar akan ditingkatkan. Di bawah ini adalah kendaraan yang mendapat manfaat dari pengurangan konsumsi bahan bakar.
Pemerintah masih menyusun rencana pembatasan bahan bakar bersubsidi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hak bahan bakar bersubsidi lebih tepat sasaran dan diprioritaskan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Bahlil Lahadalia) mengumumkan pemerintah akan tetap memberikan subsidi BBM Pertalite dan subsidi solar. Dikutip CNBC Indonesia, Bahlil kemudian mengungkapkan, BBM bersubsidi masih bisa dikonsumsi kendaraan berpelat kuning.
“Saya kasih petunjuk, salah satunya, jangan tanya detailnya, nanti saya jelaskan tanggal dan jam pastinya. Yang mendapat subsidi itu mobil bernomor kuning, angkot, angkutan umum, dll.)” kata Bahlil.
Sementara, kata dia, mobil bernomor hitam tidak layak mendapat subsidi BBM.
“Karena kami ingin memberikannya kepada pihak yang berhak. Tidak nyaman mengeluarkan nomor (subsidi), Angkutan bukan pengangkut tambang atau pengangkut kelapa sawit. Atau menggunakan energi matahari saat mengangkut barang dari pabrik. atau memberikan minyak bersubsidi,” tambah Bahlil.
Di sisi lain, Pertamina menunggu arahan pemerintah sebagai penyalur BBM bersubsidi. Berdasarkan catatan Pertamina, informasi penerima subsidi sudah mencapai 100 persen. Sementara pengguna Pertalite yang berlangganan hanya 83 persen.
Insya Allah pada tahun 2024 kami sudah bisa mendaftarkan seluruh pengguna bensin Pertalite, sehingga nantinya informasi tersebut dapat kami gunakan untuk menyetujui dan mengatur siapa saja yang mendapat produk bersubsidi ini, kata Reeva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, kepada detikFinance.
Pasokan bahan bakar; Penghitungan solar bersubsidi dan pengguna Pertalit dilakukan dalam rangka mendukung keputusan Pemerintah mengenai distribusi dan harga eceran sesuai Peraturan Presiden Republik Kyrgyzstan Nomor 191 Tahun 2014 (Perpres). Dengan adanya tulisan ini, BBM bersubsidi bisa lebih tepat sasaran kepada penerimanya. “Bahlil menegaskan Rusia kekurangan bahan bakar” (kering/agama)