Jakarta –
Salah satu faktor risiko utama penyakit kanker erat kaitannya dengan gaya hidup, terutama apa yang dikonsumsi masyarakat. Masih adanya kepercayaan luas di masyarakat bahwa mengonsumsi daging merah dapat menyebabkan kanker.
Apa faktanya?
Ahli gizi klinis Dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, MGizi, SpGK, menegaskan hingga saat ini belum ada penelitian yang jelas mengaitkan konsumsi daging merah sebagai penyebab langsung penyakit kanker. Namun demikian, Dr. Nurul mengatakan pengolahan daging merah yang tidak tepat bisa menimbulkan risiko kanker.
Ia mengatakan mengonsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko kanker, apalagi jika daging tersebut diolah dengan cara dipanggang hingga gosong atau di atas api langsung. Pengolahan daging merah pada suhu yang sangat tinggi dapat melepaskan senyawa karsinogenik seperti amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik, sehingga membahayakan konsumsinya, terutama dalam jangka panjang.
“Jadi risiko kanker payudara meningkat, kanker lambung meningkat, kanker usus besar, kanker dubur juga meningkat. Hal ini kemudian dapat masuk ke sistem pencernaan dan menyebabkan kanker di area yang terpapar. Misalnya di tenggorokan, lambung, dll. “Usus besar,” kata dr. Saat Nurul ditemui detikcom beberapa waktu lalu.
Dr. Nurul menganjurkan menjaga porsi sedang atau tidak berlebihan saat mengonsumsi daging merah. Jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, daging merah memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
Ia merekomendasikan konsumsi daging merah sekitar 350-500 gram per minggu. Sedangkan untuk proses memasaknya, ia merekomendasikan cara memanggang, mengukus, atau merebus daging merah.
“Misalnya dimasak dengan sop, sop daging, sop merah, atau kacang merah, tidak apa-apa. Kalau buat empal asam jawa atau empal gentong juga boleh. Namun jika dibakar langsung di atas api justru menyebabkan peningkatan risiko penyakit kanker,” ujarnya.
Alih-alih mengkhawatirkan daging merah, Dr. Nurul mengimbau masyarakat lebih berhati-hati terhadap daging olahan seperti sosis atau smoked beef. Ada banyak penelitian yang menghubungkan konsumsi daging olahan dengan peningkatan risiko kanker.
Daging olahan diketahui mengalami proses pemanasan dan pengawetan yang lama sehingga meningkatkan risiko kanker. Belum lagi penambahan bahan kimia yang bisa semakin meningkatkan risikonya. Tonton video “Ahli Gizi Anjurkan Konsumsi Daging Secara Sadar Saat Idul Adha” (avk/kna)