Manchester –

Noussair Mazraoui menolak mengenakan jaket untuk mendukung kelompok LGBTQ+. Posisinya juga didukung oleh timnas Manchester United yang menolak mengenakan kaus tersebut.

MU sedianya akan mengenakan jaket bertema pelangi saat bertemu Everton akhir pekan lalu. Namun para pemain akhirnya memilih mengenakan jersey kandang saat meninggalkan lapangan.

Athletic menyebut pembatalan jaket LGBTQ+ yang dilakukan MU karena penolakan Mazraoui. Ia mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa ia tidak mau memakai jaket tersebut karena keyakinan agamanya.

MU menerima penolakan Mazraoui dan menginformasikan keputusan mereka kepada ofisial pertandingan beberapa jam sebelum pertandingan. Anggota skuad Manchester Merah lainnya juga tidak mengenakan jaket ramah LGBTQ+ untuk menghindari kritik terhadap bek asal Maroko tersebut di depan umum.

Mazraoui adalah pesepakbola Liga Premier terbaru yang menolak kampanye dukungan LGBTQ+. Di depan kapten Ipswich Town Sam Morsy dan kapten Crystal Palace Marc Guehi.

Morsy enggan memakai ban kapten pelangi karena alasan agama. Guehi mengganti lengan kapten pelangi yang dikenakannya dengan tulisan ‘Aku Cinta Yesus’.

Morsy dan Guehi tidak dihukum oleh Liga Inggris, meski Guehi mendapat teguran FA karena menampilkan pesan keagamaan. Organisasi pendukung LGBTQ+, Stonewall, tidak mempermasalahkan pendirian kedua pemain tersebut.

Liga Premier bekerja sama dengan Stonewall dalam kampanye Rainbow Laces Stonewall. Kampanye ini mendukung inklusivitas LGBTQ+ di arena olahraga, menggunakan merchandise bertema pelangi, tali sepatu, gelang kapten, dan bendera tiang sudut.

“Klub kami akan berkumpul mulai 29 November hingga 5 Desember di Stonewall untuk merayakan kampanye Rainbow Laces 2024/25 dan menunjukkan dukungan kepada seluruh kelompok LGBT di sepak bola,” demikian bunyi pernyataan resmi Liga Inggris. Tonton video “Selamat Datang di Manchester ‘Ajax’ United” (bai/krs)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *