Jakarta –
Di kawasan Asia, pariwisata mulai tumbuh perlahan dan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.
IATA memperkirakan kawasan Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan jumlah penumpang tercepat selama 15 tahun ke depan dan berkontribusi lebih dari separuh pertumbuhan penumpang global pada tahun 2043, Carrion melaporkan Senin (2/122024).
Pada tahun 2025, perjalanan ke dan dari Asia diperkirakan akan kembali ke tingkat sebelum tahun 2019, yang telah membuka sepenuhnya pasar pariwisata global. Tiongkok telah memainkan peran penting dalam merevitalisasi industri pariwisata global.
Meskipun perjalanan domestik di Tiongkok meningkat pesat, perjalanan internasional masih lambat. Wisatawan Australia, baik untuk keperluan bisnis maupun rekreasi, kembali ke Asia untuk mendukung kebangkitan pariwisata, khususnya di destinasi populer seperti Bali, Jepang, dan Singapura.
Laporan Amadeus Travel Trends 2025 menyebutkan hal ini disebabkan oleh kemudahan visa perjalanan dan perjalanan udara.
Tiongkok telah memperpanjang kebijakan bebas visa hingga akhir tahun 2025 (termasuk untuk warga Australia), sementara Thailand telah memperpanjang kebijakan bebas visa ke 93 negara dan memperkenalkan visa nomaden digital.
Wilayah ini semakin menarik wisatawan karena pengalaman budayanya yang kaya, liburan yang unik, dan perjalanan yang terjangkau.
Acara TV populer seperti The White Lotus berlatar Thailand musim depan, Squid Game musim kedua di Korea Selatan, dan Shogun di Jepang telah mendorong praktik berkeliling lokasi syuting bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Tempat per orang.
Selain itu, pembukaan hotel mewah baru di Tiongkok, Thailand, dan seluruh Asia akan mendiversifikasi penawaran pariwisata. Dewan Pariwisata Hong Kong telah menginvestasikan HKD$971 juta (sekitar Rp1,942 triliun) selama dua tahun untuk mendukung rencana pemulihan pariwisatanya.
Simak video “Untuk Cegah Omicron Masuk Indonesia, Awak Pesawat Asing Wajib PCR 3×24 Jam” (upd/wsw)